Anggota DPRD Disebut Pesan 10 Ton Beras Oplosan, Kementan Turun Tangan hingga Semprot Pemprov DKI

Kementan buka suara soal pengakuan pemilik toko beras di Pasar Induk Beras Cipinang yang mendapat pesanan 10 ton beras oplosan dari anggota DPR

TribunBatanghari
KEMENTAN SEMPROT PEMPROV DKI - Ilustrasi beras - Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Moch Arief Cahyono meminta Pemprov DKI Jakarta memperketat pengawasan terhadap peredaran beras di pasaran. 

Pemilik toko beras MB, Jefry--nama samaran-- mengungkapkan beras-beras yang sedang dikemas ke dalam karung ukuran 5 kilogram itu adalah pesanan dari seorang anggota DPRD DKI Jakarta, dari salah satu partai politik terbesar. 

Total, ia menerima pesanan 10 ton beras dari anggota DPRD tersebut.

Beras tersebut kata Jefry, dikemas dalam 2.000 karung berukuran 5 kilogram dan rencananya akan dibagikan sebagai paket sembako di kawasan Pluit, Jakarta Utara. 

“Ini (beras) sudah diaduk semua, di-mix di situ beras medium dengan medium semua. Kan yang medium juga jenisnya bervariasi,” ujarnya sembari menunjukkan jenis-jenis beras yang ia miliki, mulai dari premium, medium, patahan (siping), hingga menir.

Jefry mengaku praktik "mixing" ini dilakukan sesuai pesanan, termasuk untuk permintaan dari pihak-pihak tertentu, seperti salah satu anggota DPRD DKI Jakarta yang memesan 10 ton beras untuk paket sembako. 

Beras itu kemudian dikemas dalam karung lima kilogram berlabel "Sakura", merek generik yang tidak dipatenkan perusahaan.

Saat ditanya lebih rinci soal komposisi, Jefry menolak menjelaskan. Ia menyebutnya sebagai "rahasia dagang."

Namun, ia menyebut pencampuran dilakukan itu untuk menyiasati harga agar tetap terjangkau konsumen. 

"Kalau bujet mereka cuma di Rp 12 ribu, sementara beras di lapangan Rp 12 ribu itu tidak ada, ya mau enggak mau kita sodorkan produk yang sesuai harga segitu," katanya. 

Jefry mengklaim tanpa praktik mixing itu pedagang beras tak akan bisa bertahan.

Investigasi Tribunnews menemukan bahwa praktik mixing itu dilakukan secara terbuka di sejumlah toko di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, pusat distribusi beras terbesar di Indonesia. 

Setidaknya, dua dari tiga toko yang ditelusuri tim Tribun--Toko Beras NJ dan Toko Beras F--mengaku sanggup memenuhi permintaan pengoplosan beras sesuai permintaan konsumen.

Modusnya serupa dengan praktik di toko milik Jefry, pelaku yang sebelumnya lebih dulu tertangkap karena mencampur beras raskin, beras Demak, dan menir. 

“Kita bisa mix sesuai permintaan, misalnya premium dicampur medium, atau pakai menir biar murah,” ujar seorang penjaga toko yang tak ingin disebutkan namanya.

Sementara Toko Beras IJ menolak melakukan oplosan sembarangan. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved