Anggota DPRD Disebut Pesan 10 Ton Beras Oplosan, Kementan Turun Tangan hingga Semprot Pemprov DKI

Kementan buka suara soal pengakuan pemilik toko beras di Pasar Induk Beras Cipinang yang mendapat pesanan 10 ton beras oplosan dari anggota DPR

TribunBatanghari
KEMENTAN SEMPROT PEMPROV DKI - Ilustrasi beras - Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Moch Arief Cahyono meminta Pemprov DKI Jakarta memperketat pengawasan terhadap peredaran beras di pasaran. 

Mereka hanya melayani pencampuran sesama jenis beras premium, tanpa menir atau beras kualitas rendah. 

Namun kejanggalan ditemukan di toko ini. Karyawan bernama Rika (nama disamarkan) mengungkapkan, sejumlah karung beras dalam kemasan lima kilogram tidak boleh dibeli pelanggan karena berisi campuran beras berkualitas buruk seperti menir. Padahal karung-karung itu berjajar di rak etalase toko. 

“Itu hanya contoh karung, isinya enggak untuk dijual. Di dalamnya sudah dicampur menir. Kalau mau beli harus

minimal 50 kilogram,” ujar Rika saat ditanya.

Keterangan ini memperkuat dugaan bahwa praktik oplosan dilakukan secara sistematis, dengan kemasan cantik untuk mengelabui konsumen. 

Pengoplosan dilakukan bukan hanya untuk menekan harga, tapi juga mengejar untung besar dari pembeli yang tak menyadari isi sebenarnya.

Temuan ini menunjukkan bahwa pengawasan kualitas beras di tingkat distribusi masih sangat lemah, dan konsumen menjadi pihak paling dirugikan tanpa sadar. 

Praktik seperti ini tidak hanya menyalahi etika dagang, tapi juga melanggar ketentuan pangan dan standar mutu nasional.

 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved