Anggota DPRD Disebut Pesan 10 Ton Beras Oplosan, Kementan Turun Tangan hingga Semprot Pemprov DKI

Kementan buka suara soal pengakuan pemilik toko beras di Pasar Induk Beras Cipinang yang mendapat pesanan 10 ton beras oplosan dari anggota DPR

TribunBatanghari
KEMENTAN SEMPROT PEMPROV DKI - Ilustrasi beras - Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Moch Arief Cahyono meminta Pemprov DKI Jakarta memperketat pengawasan terhadap peredaran beras di pasaran. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Kementerian Pertanian (Kementan) buka suara soal pengakuan pemilik toko beras di Pasar Induk Beras Cipinang yang mendapat pesanan 10 ton beras oplosan dari seorang Anggota DPRD DKI Jakarta.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Moch Arief Cahyono meminta Pemprov DKI Jakarta memperketat pengawasan terhadap peredaran beras di pasaran.

Menurutnya, hal tersebut lebih penting dilakukan ketimbang sibuk membuat pembelaan soal keterlibatan BUMD PT Food Station Tjipinang Jaya dalam pusaran kasus beras oplosan.

“Kami mengimbau kepada PT Food Station Tjipinang Jaya dan pihak-pihak terkait untuk segera fokus pada perbaikan mutu produk daripada sibuk menangkis isu di media,” ucap Arief dalam keteranganya, Jumat (18/7/2025).

“Kami ingin melihat langkah nyata untuk memastikan mutu beras sesuai standar dan harga tetap wajar bagi masyarakat,” tambahnya menjelaskan.

Arief menambahkan, Kementan tidak akan tinggal diam terhadap praktik-praktik yang merugikan masyarakat seperti ini.

Anggota DPRD DKI Pesan 10 Ton Beras Oplosan

Peredaran beras bermasalah makin meresahkan. Investigasi Kementerian Pertanian mengungkap 212 merek beras yang tidak memenuhi standar mutu nasional.

Di sisi lain, sejumlah pedagang di Pasar Induk Cipinang secara terbuka mengaku mengoplos beras--bahkan mencampur menir dan beras rusak demi memenuhi permintaan konsumen dan pesanan politisi.

Dari investigasi yang dilakukan Tribunnews ke jantung distribusi beras Indonesia, yakni Pasar Induk Cipinang, dan dua titik lainnya di Jakarta, beberapa waktu lalu, terungkap bahwa sejumlah pedagang mengakui praktik oplosan secara terbuka. 

Mereka mencampur beras premium dengan menir, beras rusak, bahkan raskin--demi menyesuaikan harga pesanan, termasuk dari kalangan politisi.

Pada Rabu (25/6/2025) siang, Tribunnews memantau langsung aktivitas mencurigakan di depan Toko Beras MB, Blok L, Pasar Induk Beras Cipinang

Menjelang tengah hari, terlihat lima pekerja di toko beras itu sibuk mengemas puluhan kilogram beras yang digundukkan ke dalam karung-karung ukuran lima kilogram. 

Satu dari beberapa pekerja bertugas menjahit karung beras ukuran 5 kilogram yang sudah diisi beras.

Sementara pekerja lain mengangkut karung-karung yang sudah selesai diisi dan dijahit ke dalam toko untuk disimpan sebelum dikirim ke lokasi yang telah dipesan konsumen.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved