Pidato Pendiri PSI Jadi Blunder, Pengamat Nilai Jargon Tbk Ala Jokowi Langsung Mentah Teranulir
Pidato Pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina PSI, Jeffrie Geovanie, dinilai blunder.
TRIBUNJAKARTA.COM - Pidato Pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina PSI, Jeffrie Geovanie, dinilai blunder.
Pernyataannya menganulir jargon baru PSI, 'Partai Super Tbk' yang merupakan gagasan dari Jokowi.
Hal itu merupakan analisis pengamat politik Yunarto Wijaya soal kongres partai yang berganti logo menjadi gajah itu.
Yunarto mengutip penggalan pidato Jokowi dan Jeffrie yang disampaikan pada momen pembukaan Kongres PSI, di Solo, Sabtu (21/7/2025).
Kendati momennya sama, namun pernyataannya bertentangan pada hal yang substantif.
"Di satu sisi Pak Jokowi memberikan penekanan mengenai adanya porsi saham yang sama sebagai definisi dari super Tbk. Dan juga di situ bahkan dikeluarkan kalimat bukan milik satu keluarga."
"Sementara Mas Jeffrie Giovanie malah mengemukakan menurut saya sebuah positioning yang jelas 180 derajat berbeda. Dengan jelas mengatakan bahwa partai ini kalau enggak ada, bukan hanya Jokowi, tapi bisa kemudian anaknya Jokowi atau mantunya Jokowi, dan kalau tidak dapatkan mereka kita lebih baik tutup saja PSI. Karena akan jadi waktu ber-PSI terakhir di 2024 lalu."
"Ini yang menurut saya kan jadi pertanyaan," papar Yunarto di program Kompas Petang, Minggu (20/7/2025).
Menurut Yunarto, kongres yang menyepakati Kaesang Pangarep sebagai ketua umum terpilih, jargon serta logo baru PSI itu justru membuat masyarakat bergunjing negatif.
Sebab, jargon baru PSI langsung dibatalkan pada saat peluncurannya.
Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika itu, partai terbuka seharusnya tidak tergantung dengan satu keluarga.
"Ini yang membuat kemudian Pemilu Raya penegasan sebagai partai super Tbk itu seakan-akan mentah dengan sendirinya," kata Yunarto.
"Malah menjadi sebuah bahan pergunjingan dari netizen. Ada yang mengatakan Tbk ini jangan-jangan singkatan dari tempatnya Bapak Kaesang," lanjutnya.
Yunarto menyimpulkan bahwa PSI sebagai partai super terbuka hanya sebatas jargo karena ada keluarga Jokowi yang diistimewakan.
"Bahwa apa yang keluar dari mulut dewan pembina saat ini, atau apa yang dilakukan oleh partai ini, dengan memberikan privilege lebih kepada Jokowi dan keluarganya, itu kan artinya menunjukkan bahwa partai super terbuka ini masih sebatas jargon," pungkasnya.
Kata Jokowi
Makin Panas 2 Pendukung Jokowi 'Saling Serang', Borok Noel Diungkap Silfester Matutina: Sangat Kejam |
![]() |
---|
PSI Jakarta Dukung Wapres Gibran yang Menolak Usulan Gerbong Kereta Khusus Merokok |
![]() |
---|
Saat Firdaus Oiwobo Mulai Akrab dengan Jokowi, Termul Makin Tenar & Dosa Masa Lalu Diungkit: Zalim! |
![]() |
---|
SOSOK Bambang Tri Mulyono yang Tuding Ijazah Jokowi Palsu Bebas Bersyarat, Penulis Jokowi Undercover |
![]() |
---|
Raperda Pendidikan Jakarta, PSI Tekankan Pentingnya UKS untuk Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Siswa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.