Viral di Media Sosial
Anak Kuli di Kupang Diserbu Omongan Miring Usai Tenar Masuk UI, Margareta Tegas Balas Hujatan
Margareta Tirza Manlea (18) mengakui banyak omongan miring setelah tenar mendadak karena masuk UI. Anak kuli bangunan itu bersikap tegas.
TRIBUNJAKARTA.COM - Margareta Tirza Manlea (18) mengakui banyak omongan miring setelah mendapatkan ketenaran mendadak.
Pasalnya, lulusan SMA Negeri 5 Kupang resmi diterima di Universitas Indonesia (UI), Jurusan Psikologi, melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Margareta mendadak tenar setelah dosen legendaris UI, Sudibyo menjemput putri kuli bangunan itu di kediamannya di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
“Banyak orang bicara macam-macam, tapi saya tidak mau jatuh karena kata-kata itu. Saya hanya percaya pada doa, kerja keras, dan niat baik,” kata Margareta tegas.
Keberanian Margareta membuat siapapun terkesima. Dengan tekad bulat, ia mendaftar SNBP diam-diam, tanpa sepengetahuan orang tuanya.
“Saya takut orang tua tidak izinkan. Mereka mungkin khawatir biaya hidup di Jakarta. Tapi saya yakin, kalau ini jalan saya, Tuhan pasti buka pintu,” ujarnya tersenyum.
Margareta membuktikan bahwa kemiskinan bukan penghalang untuk menembus kampus terbaik di Indonesia.
Ia tinggal sebuah rumah sederhana di sudut Kota Kupang
Margareta adalah putri dari seorang buruh bangunan dan ibu rumah tangga. Sejak kecil, ia tahu bahwa keluarganya tidak memiliki banyak harta, namun mereka kaya akan doa dan harapan.
“Kami tidak bisa memberi banyak, tapi kami selalu percaya bahwa doa bisa membukakan jalan,” kata ayah Margareta, Jumat (25/7/2025).
Sejak duduk di bangku SMA, Margareta sudah menanamkan tekad untuk menjaga prestasi.
Ia rajin belajar, meskipun sering kali harus berbagi waktu membantu orang tua di rumah.
“Waktu itu saya peringkat 6 di sekolah, dan masuk dalam siswa eligible untuk SNBP. Itu hasil kerja keras saya selama tiga tahun,” kenangnya.
Menentukan jurusan sempat membuat Margareta bimbang. “Awalnya saya ingin kedokteran, tapi setelah banyak berpikir, saya sadar bahwa psikologi adalah minat saya yang sesungguhnya. Saya suka mempelajari manusia, pikiran, dan perasaan,” ucapnya.
Perjuangan Margareta mencuri perhatian publik setelah kisahnya viral di media sosial. Universitas Indonesia bersama Paragon Corporation pun tergerak untuk memberikan dukungan.
“Saya diberikan laptop dan dana Rp5 juta dari Paragon, bekerja sama dengan UI. Pak Agus Sudibyo dari UI juga memberi motivasi supaya saya terus berjuang,” cerita Margareta dengan mata berbinar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.