Viral di Media Sosial

Pria Ini Pasang Bendera One Piece Bentuk Protes ke Pemerintah, Politikus Gerindra Anggap Ecek-ecek

Fans One Piece atau yang dikenal dengan sebutan Nakama, Satya (32), mengibarkan bendera One Piece sebagai bentuk protes terhadap pemerintah.

(KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA dan Tribunmedan/Chatgpt).
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Titiek Soeharto menanggapi santai fenomena pengibaran bendera bergambar karakter bajak laut dari serial animasi One Piece yang dilakukan oleh sejumlah sopir truk belakangan ini. (KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA dan Tribunmedan/Chatgpt). 

Oleh karena itu, tidak sedikit orang melayangkan protes, salah satunya adalah memasang bendera Jolly Roger di depan rumah atau kendaraan.

“Monkey D. Luffy (salah satu karakter utama dalam One Piece) punya cita-cita jadi orang paling memiliki kebebasan di seluruh lautan. Dia enggak segan lawan orang-orang kuat dan elite yang suka menindas,” ujar dia.

“Mungkin semangat Luffy ini dianggap bisa mewakili sikap para Nakama,” kata dia.

Bayu juga berpendapat, pengibaran bendera Jolly Roger merupakan suatu hal yang sah menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-80.

“Toh, bukan organisasi yang dilarang pemerintah. Sepanjang kita masih memasang bendera Merah Putih, merayakan hari kemerdekaan harusnya enggak masalah dong,” tegas dia.

Adapun kemunculan bendera bajak laut bertengkorak yang identik dengan simbol kelompok bajak laut dalam serial anime One Piece viral di media sosial.

Bendera itu sering disebut sebagai Jolly Roger.

Dalam video yang viral beredar di media sosial, bendera itu banyak dipasang di belakang kendaraan besar seperti truk. 

Simbol tersebut dinilai sebagian pihak sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan, sementara sebagian lainnya menyebutnya sebagai bentuk ekspresi kreatif anak muda menjelang perayaan kemerdekaan.

Dianggap ecek-ecek

Namun, Titiek Soeharto menanggapi santai fenomena pengibaran bendera bergambar karakter bajak laut dari serial animasi One Piece yang juga dilakukan oleh sejumlah sopir truk belakangan ini. 

Ia menilai, hal tersebut bukanlah ancaman bagi negara. 

“Enggak lah, kita negara besar, hanya itu masalah ecek-ecek lah, enggak usah ditanggapin. Masih banyak yang harus kita kerjakan untuk pembangunan negeri ini, bagaimana rakyat yang masih miskin bisa kita angkat menjadi hidup sejahtera," kata Titiek, saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (1/8/2025).

Pengibaran bendera One Piece oleh sejumlah sopir truk viral di media sosial karena dianggap sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah dan simbol “pembangkangan”.

Namun, menurut Titiek, energi bangsa seharusnya lebih difokuskan pada agenda-agenda besar, seperti pengentasan kemiskinan dan pembangunan ekonomi.

Saat ditanya mengenai aspirasi para sopir truk yang merasa diperlakukan tidak adil di pelabuhan, seperti merasa didahulukan oleh kendaraan lain dan sering telantar, Titiek mendorong agar suara-suara tersebut terus disampaikan secara terbuka ke pemerintah.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved