Pada tahun 2003, Zein berpulang pada tahun karena terserang stroke, bendera usahanya sampai sekarang terus berkibar.
Kini, usaha Bakso Kumis diteruskan oleh anak-anaknya.
Disukai Secara Turun Temurun
Bakso Kumis hingga kini masih disukai banyak orang. Dengan yakin, Hidayat mengatakan cita rasa menjadi kunci pengunjung terpincut hingga saat ini.
Pengunjung secara turun temurun datang ke kiosnya. Ada juga informasi yang berasal dari mulut ke mulut.
Kalangan elit dan tokoh masyarakat juga banyak yang singgah menyantap bakso Kumis.
Selain rasa, ukuran bakso yang tersaji dalam satu mangkuk pun terbilang besar sehingga membuat kenyang.
"Kalau di sini kita hanya bakso aja. Dulu kita pakai mie, tauge, bihun akan tetapi itu mubazir enggak dimakan karena ukuran baksonya sudah besar-besar," ungkapnya.
• Korban Banjir di Harapan Baru Bekasi Minim Bantuan, Ketua RW: Baru Ada Bantuan Beras dan 2 Selimut
• Gara-gara Banjir Kepung Jakarta, 1.253 PNS Pemprov DKI Tak Masuk Kerja
Dulu, lanjut Hidayat, bakso yang disediakan ada empat jenis, bakso urat, bakso sumsum, bakso telur, dan bakso daging.
Namun, Hidayat kini hanya menjual bakso dua jenis saja, urat dan daging.
"Kita sekarang hanya dua jenis bakso saja tapi kalau ada pesanan kita bisa sediakan telor dan sumsum," bebernya.