Kepada warga, Pariyem mengaku kelaparan dan kerap keluar mencari makan di tong sampah.
Selain itu, Pariyem juga mengaku gajinya sebagai asisten rumah tangga selama bertahun-tahun tak dibayarkan.
Total gaji yang belum diterima Pariyem sebanyak Rp 12 juta.
Hal tersebut dijelaskan oleh Plh Kapolsek Mayangan AKP Suharsono.
“Dia melompat karena mencari makanan dan kelaparan. Karena curiga, warga lalu menggali informasi kepada Pariyem."
"Pariyem menceritakan bahwa dia kelaparan saat bekerja di rumah majikannya sehingga kerap mencari sisa makanan di tong sampah. Serta gajinya sebagai pembantu salama bertahun-tahun juga lama tidak diberikan,” kata Suharsono, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/2/2021).
Mediasi
Setelah kasus tersebut diketahui warga, Pariyem dan anaknya yang berusia 12 tahun keluar dari rumah majikan dan tinggal di rumah anak tiri Pariyem di Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan.
Kemudian Babinkamtibmas dan forkopimka lalu melakukan mediasi antara Pariyem dan pihak U dan M.
Kedua belah pihak sepakat berdamai dan menyelesaikannya secara kekeluargaan.
U juga telah membayar gaji Pariyem yang sebelumnya belum dibayarkan sekitar Rp 12 juta lebih.
U beralasan gaji itu Pariyem ditabungkan olehnya agar Pariyem punya tabungan.
“Kedua belah pihak sepakat, sudah tak ada masalah. Semuanya selesai saat mediasi itu. Ada hitam di atas putih,” kata Suharsono.
Baca juga: Menteri Sosial Tri Rismaharini Mengaku Bisa Pencak Silat: Tapi Bukan Buat Gaya-gayaan
Baca juga: Selain Tidak Merokok, Sederet Hal Ini Juga Bisa Mencegah Masalah Gangguan Kesuburan
Baca juga: 302 Kilogram Sabu Dimusnahkan Sat Narkoba Polrestro Depok
Lapor ke Polisi
Namun ternyata, Selasa (16/2/2021) malam, sejumlah warga menemui Pariyem.