Pengamen di Tangerang Gasak Handphone Bocah 9 Tahun, Dijual Rp400 Ribu Uangnya Dipakai Makan

Penulis: Ega Alfreda
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polsek Ciledug membekuk dua jambret anak kecil saat sedang asyik main HP di depan rumahnya di kawasan Jalan Mulia Tajur, Kelurahan Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Selasa (15/6/2021). 

Sementara, Kasie Perlindungan Perempuan dan Anak pada DP3AP2KB Kota Tangerang, Wildan Widyaswara menjelaskan, pihaknya tengah melakukan trauma healing kepada korban atau MRF.

"Karena usianya yang masih belia, jadi kami berikan konsul dan trauma healing agar korban bisa beraktivitas lagi dan tidak resah menjalani kehidupan," ujar Wildan.

Pemerintah Kota Tangerang juga masih mencatat tingginya kasus kekerasan terhadap anak di wilayahnya saat pandemi Covid-19.

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang mencatat total ada 41 kekerasan terhadap anak.

Wildan Widyaswara menjelaskan, angka tersebut terkumulatif sejak awal tahun sampai hari ini.

"Kalau untuk anak-anak dari Januari sampai bulan Juni ini laporan masuk ke kita total 41, dan masih terus berjalan," jelas Wildan saat ditemui di Mapolsek Ciledug, Selasa (22/6/2021).

Ia menerangkan, dari 41 anak tersebut terdapat 31 berjenis kelamin wanita dan 10 diantaranya laki-laki.

Baca juga: Pemkot Tangerang Akui Kasus Kekerasan Anak Saat Pandemi Masih Tinggi, Rata-rata Menimpa Wanita

Baca juga: Ratusan Orang Disuntik Vaksin Astra Zeneca yang Digelar Tangcity Mall

Menurut Wildan, angka di atas menunjukan tren penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya diperiode yang sama.

"Masih berjalan, kan terhitung akhir tahun terhitung sampai Desember. Kalau sampai sekarang ini menurunn dari tahun lalu. Perkiraan 30-40 persenan," ungkap Wildan.

Dalam penanganannya, DP3AP2KB melakukan trauma healing kepada anak-anak korban kekerasan yang berumur di bawah 17 tahun termasuk wanita.

Korban-korban tersebut, kata Wildan, akan diberikan konsul dan penanganan khusus seperti trauma healing untuk mengembalikan kepercayaan diri mereka.

"Trauma healing, karena si anak ini kehilangan kepercayaan diri atau sulit bersosialiasi lagi baru kita trauma healing. Kita terus interaksi intens dengan orang tua korban walau pun tidak ada laporan dari orang tua korban pun kita ambil tindakan," pungkas Wildan. (*)

Berita Terkini