"Yang punya rumah namanya Ibu Dali kalau enggak salah. Dia bilang 'mendingan lo jualan di garasi rumah gue. Kasihan lo di sini keujanan'. Makanya kita utang budi sama dia," tambahnya.
Ibu Dali membuka usaha nasi campur di bagian belakang garasi sedangkan Bakmi Acang di bagian depannya.
Setelah menempati rumah itu sampai puluhan tahun, Bakmi Acang kemudian pindah lagi di tahun 2004.
Baca juga: Gurihnya Bakmi Cina Kekinian di Wo Ai Mie: Disantap Bareng Ayam Hainan dan Kulit Crispy, Bikin Nagih
Sebab, rumah tersebut hendak dijual oleh pihak keluarga.
"Mama ditawarin rumah sama pemiliknya. Rumah tua gitu. Akhirnya kita beli dan renovasi," jelasnya.
Rumah tua yang direnovasi itu sampai sekarang dijadikan restoran Bakmi Acang di Jalan Dr Susilo III No.14 RW 005, Grogol, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Punya tiga cabang
Kini, Bakmi Acang memiliki tiga cabang.
Usaha ini dilanjutkan oleh ketiga anak dari Acang.
"Pak Acang punya tiga anak. Santo, lusi dan saya," katanya.
Kedua kakaknya menjalankan dua cabang bakmi di daerah Serpong sejak tahun 2000-an.
Sedangkan Budi dipercaya oleh Acang untuk mengurusi usaha bakmi cabang pertama di Jalan Dr Susilo III selepas sang ibu tutup usia.
"Cabang yang di Grogol ini diserahkan ke saya ketika mama saya meninggal. Papa maunya saya megang sini. Soalnya, langganan pada tahunya saya," ujarnya.
Ia selalu memegang pesan dari kedua orangtuanya saat menjalankan usaha bakmi ini.
Baca juga: Jadi Favorit, Ini yang Dilakukan Seorang Turis Asing Asal Belanda di Bakmi Berdikari Tebet
Kedua orangtuanya meminta agar Budi dan kedua kakaknya jangan pantang menyerah.
"Kalau lagi ramai jangan nyengir, kalau sepi jangan manyun. Yang penting kita usaha aja," pungkasnya.