"Diteriakinya itu maling sama warga. Saya tanya, kamu maling? Kata dia 'enggak bu, saya bela diri karena dikeroyok'. Waktu datang dia bawa pisau, tapi enggak bilang habis nusuk," ujarnya.
Saadah sama sekali tidak mengetahui bahwa SF barusaja menikam BK hingga tewas.
Terlebih menurut pengelihatannya saat itu, pisau yang SF bawa tidak menunjukan adanya bekas darah.
Hanya terdapat sedikit bercak darah pada bagian kaki SF.
Saadah mengira, darah itu keluar dari tubuh SF karena dikeroyok tiga orang di Jalan Haji Marta seperti pengakuannya itu.
"Dia itu sempat sekitar 10 menit ada di rumah saya, setelahnya dia lari. Saya baru tahu kejadian penusukan pas temannya korban datang ke sini mencari dia. Tapi sudah keburu kabur," tuturnya.
Berdasar keterangan teman BK yang datang, BK mengalami luka tusuk parah di bagian perut hingga mengakibatkan organ tubuhnya nyaris keluar dan mengalami pendarahan berat.
BK sempat dibawa warga ke rumah sakit terdekat dari lokasi untuk mendapatkan penanganan medis.
Namun nahas, saat tiba di rumah sakit itu nyawanya sudah tidak tertolong akibat luka parah.
"Tadi pagi polisi dari Polsek (Pasar Rebo) sudah datang ke sini untuk tanya kejadian. Saya kasih tahu yang saya tahu. Memang dia mengontrak di tempat saya sama adiknya," lanjut Saadah.
Kini SF masih dalam pengejaran tim gabungan dari jajaran Unit Reskrim Polsek Pasar Rebo dan Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur yang menangani kasus pembunuhan BK.
Belum diketahui motif pembunuhan, namun berdasar hasil penyelidikan sementara saat terjadi cekcok antara pelaku dan korban, tiba-tiba SF mengeluarkan sebilah pisau dapur.
Ia lalu menusuk tubuh BK beberapa kali hingga korban terkapar di Jalan Haji Marta.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.