Kemudian, kelompok mantan Jamaah Islamiyah akan membawa narasi konflik ini sebagai peluang untuk membangun jihad global.
“Misalnya ISIS, meskipun menggunakan narasi agama, tujuannya tidak murni untuk membela Islam, tetapi lebih kepada penguasaan wilayah dan kekuasaan global. Ini adalah bagian dari permainan politik internasional,” kata Arif.
Arif mengklaim, boleh untuk memiliki sikap dan pandangan terhadap suatu isu, menaruh simpati dan memberikan donasi.
Namun masyarakat perlu juga menyelaraskan pandangan politik resmi negara dan melakukan donasi kepada lembaga yang terverifikasi.
“Karena konflik antar negara jika disikapi secara individu, kemudian mengirimkan kader (berhijrah), bisa jadi nanti terjebak seperti fenomena ISIS,” tandas Arif.
(TribunJakarta)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya