Puan Sebut Kasus Bullying Sudah Darurat, Siswa SMPN di Tangsel Jadi Korban hingga Meninggal Dunia

Ketua DPR RI, Puan Maharani angkat bicara soal kasus bullying atau perundungan yang ramai terkuak belakangan ini.

Tribunnews/Chaerul Umam
DARURAT BULLYING - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keterangan pers usai Rapat Paripurna, Kamis (28/3/2024). Terkini, Puan bicara seoal kasus bullying di sekolah yang menurutnya sudah darurat untuk ditangani. 

"Tentu saja kami dari DPR RI sangat prihatin bahwa jangan sampai terjadi dan terulang kejadian bullying yang ada di sekolah-sekolah di Indonesia, apakah itu di SD, SMP, SMA, bahkan di universitas," ungkapnya.

Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Dibully

Diberitakan sebelumnya, siswa SMPN 19 Tangsel, MH (13) meninggal dunia setelah berbulan-bulan menjadi korban bullying.

Siswa kelas VII malang itu meninggal dunia pada Minggu (16/11/2025) setelah sekira sepekan menjalani perawatan medis di RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan karena perundungan berat yang dialaminya.

Sebelum mengehembuskan napas terakhirnya, korban mengaku kepada ibunya, ia dibenturkan kepalanya dan dipukul pakai bangku oleh teman sesama siswa di sekolah pada Selasa (21/10/2025).

Sebelumnya, korban mengaku berulang kali dibully selama berbulan-bulan sejak masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) pada pertengahan Juli 2025 lalu.

Ibunda MH, Y (38), mengungkap penderitaan bully yang dialami anaknya.

MH menceritakan selalu dibully sejak awal masuk, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), pada Juli 2025.

"Pertama kali itu awalnya pas MPLS. Awal dari MPLS udah kena juga dia, ditabokin sampai tiga kali," ujar Y saat ditemui Kompas.com di Serpong, Tangsel, Senin (10/11/2025).

"Sering ditusukin sama sedotan tangannya. Kalau lagi belajar, ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya itu dipukul," sambung dia.

Menurut Y, tindakan yang diduga bullying itu terus berlanjut hingga Oktober 2025. Puncak kejadian pada Senin (20/10/2025).

Saat itu, kata dia, sang anak mengaku dipukuli oleh orang yang sama dengan kursi besi hingga mengalami benjol di bagian kepalanya.

Namun, korban tidak langsung bercerita kepada keluarga karena takut. Terlebih, kondisi Y yang saat itu baru saja pulang dari ICU karena harus rawat jalan. 

"Dia enggak langsung bilang karena hari itu saya juga habis keluar dari ruang ICU, dia takut," kata Y.

Korban baru mengakui yang dialaminya, Selasa (21/10/2025). Saat itu, sang ibu melihat gerak gerik korban yang aneh.

Korban disebut sering linglung saat berjalan, bahkan ia melihat ada yang aneh pada gerak gerik matanya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved