Program DP 0 Rupiah Berubah Wajah, Kini Masih Tersedia 1.100 Unit Hunian Terjangkau Milik
Perumda Pembangunan Sarana Jaya terus mempercepat pembangunan Hunian Terjangkau Milik (HTM) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Perumda Pembangunan Sarana Jaya terus mempercepat pembangunan Hunian Terjangkau Milik (HTM) untuk membuka akses kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Jakarta.
Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Sarana Jaya menempatkan sektor perumahan sebagai mandat utama, sekaligus strategi menjaga agar Jakarta tetap layak huni bagi warganya di tengah tekanan harga properti yang terus naik.
Direktur Utama Sarana Jaya Andira Reoputra, menyebut pembangunan HTM menjadi bagian dari transformasi Jakarta menuju kota global yang tetap manusiawi.
“Jakarta sudah tumbuh menjadi kota global, infrastruktur, transportasi, pusat bisnis, dan pariwisata tersedia lengkap. Tugas kami adalah memberikan penyediaan hunian dan kawasan komersial yang terpadu agar warga memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” ujarnya dalam forum Balkoters Talk di Balai Kota, Kamis (11/9/2025).
Sejumlah proyek yang dulu dikenal dengan program rumah DP 0 Rupiah ini terus digenjot oleh Sarana Jaya.
Di Pondok Kelapa, pembangunan hampir rampung dengan progres 98 persen untuk 740 unit bertipe dua kamar yang ditawarkan seharga Rp500 juta - Rp600 juta.
Sedangkan di Cilangkap, satu tower siap huni dengan 700 unit telah berdiri, disusul pembangunan baru 480 unit.
Sehingga total lebih dari 1.100 unit hunian disiapkan khusus untuk MBR.
Langkah ini turut memperkuat target Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun 19.800 unit hunian dalam RPJMD 2026–2029, sekaligus mendukung program tiga juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dalam RPJMN 2026–2029.
Selain menyediakan rumah, proyek HTM juga menggerakkan lebih dari 180 industri pendukung, mulai dari semen, baja, hingga furniture, dan memunculkan UMKM baru di sekitar kawasan pembangunan.
Ke depan, kawasan Tanah Abang akan menjadi fokus pengembangan berikutnya, dengan konsep hunian vertikal terintegrasi bersama pasar komersial, logistik, dan fasilitas publik.
“Rumah bukan cuma bangunan, tapi tempat seseorang membangun hidup. Kami ingin warga Jakarta bisa membangun hidupnya di tanahnya sendiri,” tutup Andira.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Geger Tanggul Beton di Perairan Cilincing Bikin Nelayan Menjerit, Pemprov DKI: Itu Kewenangan Pusat |
![]() |
---|
Gubernur Pramono Tegaskan Siap Bangun 19 Ribu Rumah di Jakarta hingga 2029 |
![]() |
---|
Jurus Jitu Pemprov DKI Jakarta Atasi Masalah Banjir dan Sampah |
![]() |
---|
Fraksi PKB DPRD DKI Jakarta Usul Pemprov Bikin Ruang Ekspresi Aman untuk Aksi Massa |
![]() |
---|
Dirusak Massa Saat Demo Besar, Hari Ini Halte Transjakarta Senen Bakal Beroperasional Kembali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.