Viral di Media Sosial

Emak-emak Ngamuk Soal Donasi Rp1.000 Sehari, Dedi Mulyadi Ungkit Kejadian Kakak Adik Gantian Seragam

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meluncurkan Gerakan Rereongan Poe Ibu untuk memperkuat solidaritas sosial masyarakat. 

Instagram Dedi Mulyadi
REREONGAN POE - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meluncurkan Gerakan Rereongan Poe Ibu untuk memperkuat solidaritas sosial masyarakat. Ada emak-emak mengamuk yang tak setuju. 

"Mak, saya tidak mungut uang seribu untuk dikumpulin di gubernur yang bermilyar-milyar bertriliun-triliun ini," ucap Dedi Mulyadi dikutip TribunJakarta.com dari Instagramnya, pada Selasa (7/10/2025).

"Seumpanya Emak, ASN Pangandaram, terus, emak nyimpen uangnya di kotak seribu. Kalau emak mau, kalau enggak pun enggak apa-apa. Nanti dikelola oleh unit kerja emak, oleh dinas emak, oleh OPD emak,"

"Kalau ada orang kemudian mau ke rumah sakit tidak punya ongkos. Datang ke tempat emak, kalau ada yang melahirkan, kemudian tidak punya uang untuk beli popok,"

"Kemudian kalau ada anak sekolah sampai harus dimasukin video viral gara-gara enggak punya baju pramuka, bisa belikan,"

"Kemudian kalau ada orang lagi yang sakit di rumah sakit. Dari Pangandaran harus kemoterapi karena kanker di RSHS atau di rumah sakit di Bandung enggak punya ongkos, kasih ongkos," imbuhnya.

Dedi Mulyadi lalu menyebut jika ada warga yang kesulitan dan meminta pertolongan, akan dikembalikan ke daerah asalnya, apabila ketahuan tidak menjalanan gerakan sehari Rp 1.000.

"Dan itu pun kalau yang mau, yang mau beramal ibadah. Yang mau, ya kalau tidak, tidak apa-apa, emak," kata Dedi Mulyadi.

"Nah, kemudian bahwa kegiatan-kegiatan itu ya dilaksanakan bagi yang mau melaksanakan. Kemudian kalau nanti ada yang datang ke gubernur, ada yang datang ke Gedung Sate, atau ke berbagai tempat lainnya dari Pangandaran. Kebetulan dari kampung emak, butuh bantuan karena anaknya dirawat di rumah sakit, dia tidak punya bekal untuk nungguin.  Hayo, akan saya minta untuk balik ke kampungnya. Karena di kampungnya ternyata tidak bisa membangun gerakan social," imbuhnya.

Mantan Bupati Purwakarta tersebut menyamakan gerakan Rereongan Poe Ibu, dengan kebiasaan anak-anak di sekolah, yang kerap mengumpulkan uang ke bendahara.

"Jadi begitu emak, santai saja kalau emak punya. Terus yang di sekolah, yang di ruang kelas, ada kas sosial. Sejak saya SMP juga begitu, emak. Kemudian ada temannya sakit, ditengok, dikasih biaya untuk berobat. Ada temannya tidak punya seragam, diberi, dipegangnya oleh siapa? Ya, oleh bendahara kelas. Tidak ada paksaan," kata Dedi Mulyadi.

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

 

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved