Kemarau Basah Picu Lonjakan ISPA dan Pneumonia di Jakarta, Dinkes: Kasus Terus Naik Sejak Agustus
Fenomena ‘kemarau basah’ yang kini melanda Jakarta memicu ledakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga pneumonia.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Rr Dewi Kartika H
Secara umum, ciri-ciri pneumonia meliputi demam tinggi, batuk berdahak kental berwarna kekuningan atau kehijauan, sesak napas, dan nyeri dada saat bernapas.
Pada beberapa kasus, penderita juga mengalami menggigil, lemas, kehilangan nafsu makan, serta napas cepat dan dangkal.
Gejalanya sering kali mirip dengan flu atau ISPA ringan, sehingga banyak pasien datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi sudah parah.
Masyarakat pun diimbau agar tidak menyepelekan gejala batuk dan sesak napas yang berlangsung lebih dari tiga hari.
Deteksi dini menjadi kunci, sebab pneumonia dapat memburuk dengan cepat bila infeksi menyebar ke seluruh paru-paru.
Pemeriksaan rontgen dada dan uji laboratorium biasanya dilakukan untuk memastikan diagnosis.
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
Penyakit ISPA Jadi Ancaman Serius, Mahasiswa Edukasi Warga Kalibaru Terapkan Hidup Bersih dan Sehat |
![]() |
---|
Dinas Kesehatan: 62 Persen ASN Jakarta Obesitas, 15 Persen Alami Masalah Kejiwaan |
![]() |
---|
Jakarta Darurat ISPA, Menteri LH Desak Percepatan Kendaraan Listrik Gantikan Truk Konvensional |
![]() |
---|
Tina Toon Minta Fasilitas RS Diperbaiki dan Puskesmas Diperluas ke Seluruh Kelurahan |
![]() |
---|
Ini Pesan Paus Fransiskus Sehari Sebelum Meninggal Dunia, Serukan Genjatan Senjata di Jalur Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.