Kemarau Basah Picu Lonjakan ISPA dan Pneumonia di Jakarta, Dinkes: Kasus Terus Naik Sejak Agustus 

Fenomena ‘kemarau basah’ yang kini melanda Jakarta memicu ledakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga pneumonia.

TribunJakarta.com/Ferdinand Waskita
Ilustrasi hujan - Fenomena ‘kemarau basah’ yang kini melanda Jakarta memicu ledakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga pneumonia. 

Secara umum, ciri-ciri pneumonia meliputi demam tinggi, batuk berdahak kental berwarna kekuningan atau kehijauan, sesak napas, dan nyeri dada saat bernapas. 

Pada beberapa kasus, penderita juga mengalami menggigil, lemas, kehilangan nafsu makan, serta napas cepat dan dangkal. 

Gejalanya sering kali mirip dengan flu atau ISPA ringan, sehingga banyak pasien datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi sudah parah.

Masyarakat pun diimbau agar tidak menyepelekan gejala batuk dan sesak napas yang berlangsung lebih dari tiga hari. 

Deteksi dini menjadi kunci, sebab pneumonia dapat memburuk dengan cepat bila infeksi menyebar ke seluruh paru-paru. 

Pemeriksaan rontgen dada dan uji laboratorium biasanya dilakukan untuk memastikan diagnosis.

 

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved