Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Ledakan di SMAN 72 Jakarta, DPRD DK Jakarta: Jangan Serta Merta Salahkan Game Online 

Anggota DPRD DKI Jakarta menilai, pengaruh game online belum tentu jadi faktor yang melatarbelakangi pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta. 

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Rr Dewi Kartika H
Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com
FARAH SAVIRA - Anggota DPRD DKI Jakarta Farah Savira bicara menilai, pengaruh game online belum tentu jadi faktor yang melatarbelakangi pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta.  

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Farah Savira menilai, pengaruh game online belum tentu jadi faktor yang melatarbelakangi pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta

Farah mengatakan, permasalahan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta harus benar-benar dialami sampai untuk mencari tahu akar masalahnya. 

"Kita harus tahu dulu akar permasalahannya. Kenapa dan apa yang melatarbelakangi kejadian ini," kata Farah, Selasa (11/11/2025). 

Semua pihak harus menunggu proses hukum yang sedang berjalan, kepolisian diharapkan dapat mengungkap kasusnya secara terang benderang. 

"Kami berharap aparat penegak hukum bisa segera menyelidiki dan mengumpulkan bukti-bukti agar jelas penyebabnya," ujar dia. 

Jika memang pelakunya adalah siswa SMAN 72 Jakarta itu sendiri, hal ini perlu pendekatan yang berbeda untuk mencari tahu akar permasalahannya.

"Kita harus tahu kondisi mental dan psikis anak tersebut seperti apa, serta apa yang mendasari tindakannya," terang dia. 

Bisa saja pengaruh pihak lain yang menjadi pendorong pelaku melakukan perbuatannya, hal ini tentu perlu pendalaman. 

"Bisa saja ada faktor brainwashing atau pengaruh dari luar yang belum kita ketahui. Jadi kalau disebut karena game online, saya rasa itu perlu dikaji lagi," terang dia.

"Kalau benar penyebabnya hanya game online, seharusnya kejadian seperti ini sudah muncul sejak dulu. Tapi kenapa baru sekarang, di sekolah, dan bahkan di masjid? Artinya, ada pengaruh dari berbagai sumber yang perlu ditelusuri," tambahnya. 

Untuk itu, soal pembatasan game online yang ingin dilakukan pemerintah harus benar-benar dikaji mendalam sesuai dengan hasil investigasi terhadap kasus SMAN 72 Jakarta

"Kita tidak bisa serta-merta menyalahkan game online. Yang penting sekarang adalah mencari akar masalahnya dulu," ucap Farah.

"Tidak semua tempat terpengaruh game online. Tapi kalau memang ditemukan game tertentu yang berpotensi menimbulkan kekerasan atau perilaku agresif, baru bisa diambil langkah pembatasan," sambungnya. 

Presiden Prabowo Subianto mengkaji pembatasan game online sebagai buntut insiden peledakan yang diduga dilakukan oleh salah satu siswa SMA 72 Jakarta, Jumat (7/11/2025).

Presiden mempertimbangkan pembatasan tersebut setelah mendapatkan laporan perkembangan insiden ledakan dari Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo saat rapat terbatas di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu, (9/11/2025).

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved