Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Kabar Banyak Siswa SMAN 72 Jakarta Pindah Sekolah Pasca-ledakan Tak Benar, Hanya Satu Orang

Anggota DPRD DKI Jakarta Farah Savira menyebut, kabar banyak siswa SMAN 72 Jakarta pindah sekolah pasca ledakan tidak benar.

|
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
SOSOK PELAKU LEDAKAN - Tim Gegana Korps Brimob Polri diterjunkan ke lokasi ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025). Sosok terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara dibongkar saksi mata. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta Farah Savira menyebut, kabar banyak siswa SMAN 72 Jakarta pindah sekolah pasca ledakan tidak benar.

Legislator yang bertugas di Komisi E ini mengatakan, hanya ada satu siswa yang berniat mutasi atau pindah sekolah. 

"Kemarin kami sudah klarifikasi. Isu mutasi (pindah) itu tidak benar. Dari Dinas Pendidikan (Disdik), hanya ada satu orang tua yang mengajukan mutasi," kata Farah, Kamis (20/11/2025). 

Sisanya lanjut dia, siswa SMAN 72 Jakarta tetap memilih untuk melanjutkan pendidikannya sambil menunggu situasi berangsur pulih. 

Memang, kegiatan belajar mengajar di sekolah belum sepenuhnya bisa berjalan normal sehingga dilakukan secara daring dan luring. 

"Saat ini pembelajaran juga sudah mulai menurun intensitasnya ke sistem hybrid (gabungan daring/luring). Minggu lalu tingkat kehadiran sudah sekitar 66 persen," ujarnya. 

Farah meminta, Dinas Pendidikan DKI Jakarta memberikan penanganan medis dan non-medis untuk siswa SMAN 72 Jakarta.

Siswa yang mengalami luka fisik harus mendapatkan perawatan terbaik, ditambah penyembuhan luka psikis yang tak kalah penting perlu diberikan. 

"Agar mereka kembali merasa aman dan nyaman belajar di sekolah. Selain itu, perbaikan fasilitas sekolah juga harus segera dilakukan," ucapnya.

Terkait satu siswa yang berniat pindah sekolah, Farah belum mengetahui secara detail alasannya dan itu masih terbilang wajar. 

"Kami belum cek lebih jauh. Itu preferensi masing-masing orang tua. Mungkin karena soal keamanan atau faktor lainnya. Yang jelas, baru satu kasus dan itu masih dalam batas wajar," terangnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkap, banyak siswa SMAN 72 Jakarta berniat pindah sekolah pasca insiden ledakan. 

Pasca-ledakan yang terjadi pada Jumat (7/11/2025), seluruh aktivitas belajar mengajar dialihkan melalui daring sambil menunggu sekolah siap digunakan lagi. 

Selain proses belajar mengajar yang belum dapat berjalan optimal, ada masalah lain yang muncul imbas peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta

Permasalahan ini kata Pramono, benar-benar di luar prediksinya sehingga perlu ditangani serius Dinas Pendidikan dan pihak sekolah. 

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved