Diomelin di TikTok, Menkeu Purbaya Ungkap Solusi Jitu Buat Pedagang Thrifting
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sadar ramai dikritik para pengusaha pakaian bekas (thrifting), di media sosial TikTok.
Fakta Singkat:
- Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengaku sadar dimarahi pedagang thrifting di TikTok.
- Purbaya menyiapkan solusi jitu yang kelak akan membuat para pedagang lebih cuan.
- Para pedagang thirfting mengungkap kondisinya setelah kebijakan larangan impor pakaian bekas diterapkan.
TRIBUNJAKARTA.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sadar ramai dikritik para pengusaha pakaian bekas (thrifting), di media sosial TikTok.
Ia mengaku kerap memantau respons masyarakat atas kebijakannya di aplikasi yang tengah populer itu.
Dalam Rapat Kerja (Raker) Komite IV DPD RI di Senayan, Jakarta, Senin (3/11/2025), Purbaya mengungkap solusi yang disiapkannya untuk para pedagang thrifting.
Ia meyakini, hasil program bersih-bersih impor pakaian ilegal itu akan berdampak baik tak hanya bagi para pedahang, tapi juga industri garmen secara keseluruhan.
Dimarahin di TikTok
Dari pantauannya di TikTok, Purbaya menyadari banyak pedagang yang menggantungkan hidupnya dari menjajakan pakaian bekas.
Thrifting pun sudah menjadi budaya tersendiri bagi anak muda yang menjadi pasar besarnya.
"Saya juga monitor TikTok Bu untuk ngelihat apa sih respon masyarakat. Rupanya banyak juga pedagang itu yang hidup dari situ ya. Pedagang thrifting marah-marah sama saya katanya, 'Oh, ini salah, harusnya dikasih harga gitu-gitu'," kata Purbaya.
Menteri bergelar doktor bidang ekonomi dari Purdue University itupun menjelaskan, kebijakannya menutup impor pakaian bekas berupa ballpress itu agar industri tekstil dan garmen domestik tumbuh.
Bagi Purbaya, para pedagang thrifting hanya mencari keuntungan jangka pendek.
Sebab, imbas merebaknya thrifting adalah matinya industri yang lebih besar.
"Cuman gini, itu mereka mencari keuntungan jangka pendek aja dia untung, tapi industri mati," jelasnya.
Solusi Jitu
Purbaya menjanjikan solusi jitu dengan membuat peraturan yang mengutamakan pengembangan industri pakaian dari dalam negeri.
Sehingga para pedagang thirfting bisa beralih menjajakan hasil karya anak negeri kelak.
Tak hanya itu, dampaknya bisa lebih besar. Industri lokal yang hidup akan membuka lapangan kerja dan menggairahkan daya beli masyarakat.
Sehingga para pedagang akan semakin cuan.
"Kalau saya ubah aja jadi barang-barang dalam negeri aja dengan peraturan yang pas ya, dia bisa dagang itu nanti pelan-pelan."
"Industri hidup dan nanti lapangan kerja lebih hidup. dia juga mungkin bisa usaha yang lain dengan ada yang beli, karena daya beli masyarakat kita bagus, ketika banyak kerjaan di mana-mana," papar Purbaya.
Kondisi Para Pedagang Thrifting
Koordinator pedagang thrifting Pasar Senen, Rifai Silalahi, mengungkapkan bahwa para pedagang kini benar-benar was-was.
Pasalnya, mereka mulai sulit mendapatkan stok pakaian impor yang menjadi sumber utama dagangan mereka.
“Sekarang stok makin sedikit. Dua bulan terakhir sudah mulai susah karena ada penindakan dari Dirjen Pajak," kata Rifai ditemui di Pasar Senen Blok III, Sabtu (1/11/2025).
Rifai mengatakan, mayoritas pakaian impor bekas ini dikirim dari Korea dan Jepang.
Namun, dengan kian sulitnya mendapatkan stok dagangan, para pedagang saat ini hanya menjual stok yang tersisa.
Rifai memperkirakan stok milik pedagang hanya akan bertahan hingga akhir Desember 2025.
“Kalau ditambah lagi larangan dari Menkeu, paling lama stok cuma bertahan sampai bulan depan,” ujar Rifai.
Menurut Rifai, pernyataan Purbaya yang dianggap menekan importir dan menarget pemberantasan pakaian bekas impor justru berpotensi mematikan ribuan usaha kecil.
Di Pasar Senen saja, tercatat lebih dari 1.500 pedagang yang menggantungkan hidup dari bisnis thrifting.
Keberadaan para pedagang thrifting ini yang membuat Pasar Senen masih ramai pengunjung.
“Reaksi kami itu khawatir, karena pernyataan Pak Purbaya seperti mau mencekik importir dan memberantas thrifting. Padahal usaha ini sudah lama kami jalani. Kalau ditutup, kami enggak tahu mau usaha apa,” tegasnya.
Ia menilai pemerintah seharusnya tidak hanya membuat kebijakan pelarangan, tetapi juga menyediakan solusi nyata bagi para pelaku usaha kecil yang terdampak.
“Kita enggak menolak aturan, tapi tolong dikasih jalan keluar. Kalau dilarang total tanpa solusi, ribuan orang kehilangan mata pencaharian,” ujarnya.
Berita Terkait
Baca juga: Ekspresi Purbaya Buat Tertawa Saat Sidak Pakaian Ilegal, Jerit Cemas Penjual Thrifting Pasar Senen
Baca juga: Bukan Cuma Soal Harga, Ini Kata Pemburu Thrifting di Tengah Wacana Larangan Menteri Purbaya
Baca juga: Wacana Purbaya Bikin Pedagang Thrifting Pasar Senen Menjerit, Stok Hanya Sisa Sebulan
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
| Beda Akronim Purbaya Diungkap Rocky Gerung dan Hendri Satrio: Pelan-pelan Pur |
|
|---|
| Ekspresi Purbaya Buat Tertawa Saat Sidak Pakaian Ilegal, Jerit Cemas Penjual Thrifting Pasar Senen |
|
|---|
| Bukan Cuma Soal Harga, Ini Kata Pemburu Thrifting di Tengah Wacana Larangan Menteri Purbaya |
|
|---|
| Wacana Purbaya Bikin Pedagang Thrifting Pasar Senen Menjerit, Stok Hanya Sisa Sebulan |
|
|---|
| Tolak Larangan Menkeu Purbaya, Pedagang Thrifting Pasar Senen Minta Audiensi dengan DPR |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/MENKEU-PURBAYA-SIDAK.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.