Surabaya Diteror Bom

Sang Istri Tewas Akibat Bom di Gereja Surabaya, Pria Tangerang Ini Cerita Kepanikannya

Suami dari korban, Aan Teja mengatakan, istrinya satu dari korban saat berada di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Surabaya.

TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Legita Liem, salah satu korban bom di Surabaya yang merupakan warga Tangerang. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA COM, CIPONDOH - Legita Liem atau Lim Gwat Ni (56) merupakan satu dari 14 korban tewas dari ledakan bom di Surabaya, Jawa Timur diketahui asal Kota Tangerang.

Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, rumah korban yang berada di Blok C No. 267, Rt 06/06 Perumahan Poris Indah, Kecamatan Cipondoh, Tangerang mulai ramai dikunjungi para kerabat dan keluarga.

Suami dari korban, Aan Teja mengatakan, istrinya satu dari korban saat berada di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Surabaya.

Rumah salah satu korban bom Surabaya yang berlokasi di Blok C No. 267, Rt 06/06 Perumahan Poris Indah, Kecamatan Cipondoh, Tangerang.
Rumah salah satu korban bom Surabaya yang berlokasi di Blok C No. 267, Rt 06/06 Perumahan Poris Indah, Kecamatan Cipondoh, Tangerang. (TribunJakarta.com/Ega Alfreda)

Menurutnya, saat itu sang istri yang tengah di Surabaya berangkat ke gereja tersebut untuk beribadah.

"Istri di Surabaya ini ikut pameran batik. Pas itu kan mau ibadah ternyata ada kejadian ini," ujar Aan saat ditemui di rumahnya, Senin (14/5/2018).

Ia yang juga sebagai ketua RT setempat mengatakan, sempat panik adanya bom yang melanda tiga gereja tersebut.

Kekhawatirannya itu timbul saat mendapatkan info bahwa sang istri melakukan ibadah di gereja yang mendapatkan serangan bom.

Aan Teja, selaku Ketua RT dan suami dari Legita Liem, korban bom Surabaya di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Surabaya.
Aan Teja, selaku Ketua RT dan suami dari Legita Liem, korban bom Surabaya di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Surabaya. (TribunJakarta.com/Ega Alfreda)

"Pertama saya gak tahu, dapat info dari teman dia yang juga ikut pameran, baru saya panik. Saya telepon gak bisa dan saya langsung nyalain tivi dan pantau media online," jelasnya.

Tak dapati info akan keterangan sang istri, dua dari tiga anak korban berangkat menuju Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Jawa Timur untuk memastikan keberadaan sang ibu.

"Anak saya sudah dari jam enam sore kemarin berangkat dan baru dapat info tadi siang ini kalau istri saya jadi korban. Saya belum tahu gimana kondisi jasadnya, karena masih diurus," ucap Aan.

Telah diwartakan sebelumnya, tiga gereja yang menjadi sasaran teroris pada Minggu, 13 Mei 2018 yakni, Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jalan Arjuno.

Baca: Punya Pengalaman Pegawai Terkait Terorisme, Kepala BNN Prihatin Atas Serangkaian Teror di Surabaya

Kepala Keluarga Bomber

Pagi hari yang sejuk dan khidmat mendadak mencekam di kota Surabaya. Tiga gereja di Surabaya diledakkan dalam waktu yang hampir bersamaan.

Bom bunuh diri pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercelah Jalan Ngagel Madya Utara terjadi pukul 06.30 WIB.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved