Surabaya Diteror Bom

Sang Istri Tewas Akibat Bom di Gereja Surabaya, Pria Tangerang Ini Cerita Kepanikannya

Suami dari korban, Aan Teja mengatakan, istrinya satu dari korban saat berada di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Surabaya.

TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Legita Liem, salah satu korban bom di Surabaya yang merupakan warga Tangerang. 

Saksi mata ledakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya, Surabaya mengaku melihat dua orang mencurigakan yang berboncengan menggunakan sepeda motor. Tak lama, terjadi ledakan yang melukai banyak orang.

Desmonda dan Devina merupakan kakak beradik yang menyaksikan dan menjadi korban ledakan itu. Mereka ada di kawasan gereja karena hendak mengikuti misa kedua.

"Dua lelaki pakai helm bawa kotak di tengahnya," kata Devina.

Menurut Devina, dua lelaki yang berboncengan motor itu masuk ke area parkir motor di sisi gereja. "Ada dua laki laki berboncengan bawa kotak hitam, habis itu ada ledakan,"kata dia.

Desmonda yang saat itu baru datang, kata Devina, terkena empat serpihan besi di kaki kanan. Dia dibawa ke Rumah Sakit Bedah Surabaya. "Sekarang masih pemulihan, baru saja dioperasi," ucapnya.

Selisih sekitar setengah jam bom meledak lagi di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro. Saksi mata menyebut ada perempuan bercadar mengenakan jaket berwarna hitam dan menggandeng dua orang anak kecil memaksa masuk ke dalam gereja.

"Dia mendekat ke gereja, mau masuk, tapi kemudian dilarang oleh petugas, diminta keluar di area gereja," cerita Didin, jemaah GKI.

"Informasinya, bom juga ada di tubuh anak anaknya," kata Didin.

Baca: Kekuatan Ledak Bom Pipa Surabaya Dahsyat, Jenderal Tito: Dijuluki The Mother of Satan

Saksi lainnya bernama Tardianto mengatakan bom yang meledak di GKI tidak semuanya.

Masih ada beberapa yang menempel di paha anak kecil. Tim Jihandak (Penjinakan Bahan Peledak) langsung melepaskan bom itu dari paha anak yang tewas untuk diledakkan sekitar pukul 10.00 WIB.

"Ini bom yang di anaknya. Insyaallah sudah tidak ada bom aktif lagi," kata seorang petugas di lokasi.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, anak tersebut kemungkinan besar sudah tewas sebelum bom di pahanya diledakkan.

Sebab, saat bom pertama meledak, anak itu terkena ledakan dan benturan dengan perempuan dewasa pembawa bom Surabaya tersebut.

Jenazah pelaku pengeboman di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro Surabaya masih tergeletak di lokasi hingga Minggu (13/5) siang. Wartawan sempat bisa mendekat menyaksikan setidaknya ada dua orang berpakaian hitam hitam yang tergeletak di parkir motor dengan kondisi mengenaskan.

Bagian badan mereka tampak hancur dan berceceran serta terburai ke luar. "Jenazah masih di sana," kata petugas polisi di lokasi kejadian.

Vellicia Nyoko salah seorang jemaah menerima telepon dari pendeta Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro. Tak biasanya pendeta itu menelepon di jam jam itu.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved