Surabaya Diteror Bom

Sang Istri Tewas Akibat Bom di Gereja Surabaya, Pria Tangerang Ini Cerita Kepanikannya

Suami dari korban, Aan Teja mengatakan, istrinya satu dari korban saat berada di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Surabaya.

TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Legita Liem, salah satu korban bom di Surabaya yang merupakan warga Tangerang. 

"Saya disuruh ke sini. Katanya ada bom meledak," kata Vellicia, di lokasi.

Informasi yang ia terima dari pendeta, para jemaah sementara selamat dari kejadian tersebut. Menurutnya, ibadah umum pertama di sana dimulai pukul 07.00 WIB dan berlangsung selama sekitar satu jam.

"Kalaupun molor, biasanya jam setengah delapan," tambahnya.

Baca: Puji Kuswati, Ibu yang Ajak Anaknya Lakukan Bom Bunuh Diri, Sempat Tak Disetujui Menikah

Paman Vellicia juga beribadah di lokasi yang sama. Namun, ia belum bisa menghubunginya.
Menurut informasi dari sang pendeta, para jemaah sudah diamankan di bangunan sekitar gereja.

"Saya harusnya ibadah di sini siang, jam sembilan sampai jam sepuluh," ujar warga Sedati, Sidoarjo itu.

Akibat kejadian ini, ia pun urung melakukan ibadah. Pindah ke lokasi lainnya di Gereja Pantekosta, sebuah bom mobil meledak.

Saksi mata Erens A Ratupa petugas keamanan gereja mengatakan, ledakan terjadi pukul 07.30 WIB. Ledakan terjadi di halaman parkiran Gereja Pantekosta.

"Pelaku mengendari mobil Avanza warna putih, mobilnya juga diledakkan," katanya.

Ia menyebutkan, petugas yang menjaga di area depan gereja mengalami luka parah. Sedangkan jemaah masih belum diketahui jumlah korbannya.

"Satu petugas keamanan luka parah. Sekitar 5 jemaah juga terluka. Masih belum diketahui ada yang meninggal apa tidak," katanya.

Baca: Ada Enam Bom dan Anak Panah di Kontrakan Empat Teroris yang Tertangkap di Sidoarjo

Ia menjelaskan, ledakan terjadi sebanyak 3 kali.

"Asap hitam langsung mengepul di depan halaman, semua orang panik," pungkasnya.

Petugas Rescue Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya, Bambang Sutejo, mengatakan aksi bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, pelaku sengaja menabrakkan mobil jenis MPV ke pintu masuk gereja dan meledakkan bomnya.

Saat datang ke lokasi untuk memadamkan api, ia melihat mobil itu ringsek dan terbakar di pintu masuk Gereja. "10 meter dari dalam gereja kena dampak ledakan dan tabrakan mobil," terangnya.
Bambang menceritakan, saat memadamkan api di sekitar area parkir motor dan mobil Ia tidak mengetahui kalau ia sedang menghadapi teror bom.

"Saya tidak mengira kalau ini kasus bom bunuh diri, mengiranya hanya kebakaran," ujarnya.

Ia melanjutkan, teman teman tidak ada pikiran apa apa. "Setelah pemadaman api selesai, baru tahu kalau ternyata ini adalah bom bunuh diri dan masih ada dua bom yang masih belum meledak," ungkapnya.

Ia mengaku, mendapat laporan sekitar pukul 08.30 WIB dan mengerahkan 6 unit damkar. "Sempat kesulitan menuju ke lokasi karena banyak kerumunan warga yang datang melihat," katanya.

Ia mengatakan masih ada empat korban yang masih tergeletak di dalam gereja dan di halaman parkiran. "Saya tidak tahu itu yang tewas pelaku apa korban. Saat memadamkan mobil sepertinya ada orang di tempat kemudi," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved