Surabaya Diteror Bom

Tiap Minggu Didoktrin Terorisme, Rumah Kontrakan Tri Penuh Peledak

Polisi menemukan sejumlah bahan peledak ketika melakukan penggeledahan di rumah Tri Murtiono, pengebom Polrestabes Surabaya.

Editor: ade mayasanto
Surya/aflahul abidin
Suasana penjagaan Polrestabes Surabaya yang ketat sehari pasca ledakan bom, Selasa (15/5/2018). 

"Bahkan, anak anak pelaku dilarang sekolah. Kalau ditanya, mereka bilang (anak-anak) ikut home schooling. Padahal sebenarnya mereka tak boleh sekolah. Anak anak didoktrin terus, ditontonkan video mengenai teroris," ujar Machfud.

Kapolda menambahkan ada seorang anak Anton Febrianto yang tak mau ikut kelompok itu. Dia memilih ikut neneknya dan memutuskan untuk bersekolah.

Machfud menerangkan, para pelaku kompak melakukan serangan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo ini lantaran ini ingin masuk surga.

"Mereka (pelaku) ini ingin masuk surga bareng bareng," terang Machfud.

Menurut Kapolda, saat ini Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror tengah memburu sosok yang menjadi guru dari Dita.

"Ada dua orang yang sedang dikejar, mudah mudahan cepat ditangkap. Dua orang ini perannya sangat penting," jelas Machfud.

Tonton juga:

Warga keluar rumah
Saat dilakukan penggeledahan di rumah Tri Murtiono, warga diminta mengosongkan rumahnya karena alasan keamanan.

"Tolong semua warga mengosongkan rumah hingga radius 350 meter, ini untuk keselamatan kita bersama," ujar polisi melalui pengeras suara.

Seketika warga yang sebelumnya bertahan di dalam rumah langsung keluar.
Mereka menjauh hingga radius yang di tentukan. "Ayo Bu cepat menjauh, ini katanya ada bom di sana (menunjuk ke arah kontrakan Tri Murtiono)," ucap seorang warga pada warga yang lain.

Pada awal penggeledahan hanya terdapat satu mobil Tim Gegana, namun pada sekira pukul 12.50 WIB ada satu tambahan mobil gegana di area penggeledahan.

Baca: Pria Mencurigakan Buang Pisau Saat Diegeledah di Masjid Satpas SIM Polda Metro Jaya

Selang 10 menit kemudian, satu unit mobil pemadam kebakaran muncul dan menarik selang air hingga di area depan rumah kontrakan Tri Murtiono.

Beberapa saat sebelum melakukan aksi bom bunuh diri, Tri Murtiono ternyata masih sempat memesan air galon. Ia bahkan menceramahi penjual air galon yang mengirim barang ke rumahnya.

Kasida (54), penjual air galon mengungkapkan, Tri Murtiono memesan air galon pada Minggu malam. "Saya antarkan pesanan pada Senin pagi, sekitar pukul 06.00," ujar Kasida.

Saat obrolan tersebut terjadi, diluar dugaan, Kasida juga diceramahi dan mendapat pengertian tentang agama dari Tri Murtiono.

"Ia bilang hidup itu dipasrahkan saja pada Allah, jangan terlalu mengejar dunia. Ia juga menyampaikan beberapa Hadist, tapi karena saya juga kurang paham hanya manggut manggut saja," ucapnya.

Sekira 30 menit mengobrol, Tri Murtiono mengaku hendak segera berangkat kerja. Kasida baru tahu Tri menjadi pengebom bunuh diri ketika sejumlah polisi mendatangi rumah tersebut Senin malam. (surya/tim)

Sumber: Surya
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved