Pilpres 2019

Hasil SMRC: Sandiaga Tak Ingin Jadi Ban Serep, Tim Jokowi Singgung Dampak Kasus Ratna Sarumpaet

Kubu Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga bereaksi atas hasil survei Saiful Mujani Research Center (SMRC).

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Erik Sinaga
KOMPAS.com/ABBA GABRILIN
Dua pasangan capres-cawapres, Joko Widodo-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menghadiri deklarasi kampanye damai di Lapangan Silang Monas 

Ditemui di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Hasto mengatakan hasil tersebut membuktikan Jokowi dicintai rakyat.

"Tentu saja hasil survei yang menunjukan elektabilitas menunjukan bahwa apa yang disampaikan berdasarkan kerja, berdasarkan program, berdasarkan upaya hal-hal yang positif dicintai oleh rakyat," ujar Hasto, Senin (8/10/2019).

Selain itu, hasil survei tersebut juga menunjukan dipilihnya Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden dinilai tepat oleh rakyat.

"Itu menambah semangat kami tetapi pemilu masih 6 bulan lagi, survei yang menunjukan apresiasi rakyat kiai Maruf menjadi energi untuk lebih giat lagi ke bawah," katanya.

Dampak Kasus Ratna Sarumpaet

Tim Kampanye Nasional Jokowi-Mar'uf menilai wajar suara pasangan capres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno tergerus pasca kasus dugaan kebohongan Ratna Sarumpaet terkuak.

Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding berujar, menilik dari hasil sigi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Prabowo akan sulit menggaet dukungan akibat kasus Ratna Sarumpaet. Terutama dari kelompok yang belum menentukan pilihannya atau undecided voters.

"Bisa jadi memang, pendukung Pak Prabowo, terutama yang keras dan loyal tidak berubah, tetapi sulit untuk bertambah dengan kasus hoaks Ratna Sarumpaet," ujar Karding saat dikonfirmasi wartawan, Senin (8/10/2018).

Karding menjelaskan, masyarakat Indonesia secara umum tidak suka cara-cara berbohong itu ditampilkan sebagai bagian daripada kampanye. Apalagi, kasus Ratna begitu masif dalam pemberitaan. Menurut Karding, suara pemilih yang belum menentukan pilihan, kemungkinan besar akan memilih pasangan capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

"Dia akan cenderung bergabung ke Pak Jokowi atau untuk memilih netral, misalnya. Jadi, menurut saya itu wajar. Karena berita soal hoaks ini, masif dan menjadi perbincangan sampai pada lapisan masyarakat bawah," tutur Karding.

PSI Minta Kubu Jokowi Jangan Lengah

Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni.
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni. (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Mar'uf, Raja Juli Antoni berujar, hasil survei penting untuk dipelajari sekaligus memotivasi untuk melakukan kerja politik yang lebih giat.

"Hasil baik dalam survei tersebut tidak boleh membuat para pendukung Pak Jokowi lengah dan 'ternina bobokan'," ujar Antoni saat dikonfirmasi wartawan, Senin (8/10/2018).

Antoni mengatakan, masih ada waktu sekira 6 bulan lagi, hingga pemilihan presiden 2019 berlangsung pada 17 April 2019. Kader partai dan relawan Jokowi-Ma'ruf diminta untuk tidak terlena dengan hasil sigi SMRC.

Antoni meyakini, jika tidak ada peristiwa yang luar biasa, terutama berita bohong atau hoaks yang besar, maka pasangan capres Jokowi-Ma'ruf akan memenangi Pilpres 2019.

Anaknya Tewas Dibunuh, Ayah Korban: Masa Anak Saya Dibuang Kayak Binatang dan Dibuang ke Hutan?

Sang Putri Jenguk Ratna Sarumpaet 30 Menit di Sel, Kurang Tidur Hingga Bantal Kecil

Rudi Widodo Bawa Persija Unggul Sementara 2-1 atas Perseru

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved