Kontroversi Pin Emas DPRD DKI
Pro Kontra Anggaran Pin Emas Rp 1,3 Miliar: PDIP Anggap Biasa, PSI Menolak Hingga Rencana Staf Ahok
Pin emas untuk Anggota DPRD DKI Jakarta menjadi polemik. Anggaran pin emas mencapai Rp 1,3 miliar membuat pro kontra di kalangan politikus.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM - Pin emas untuk Anggota DPRD DKI Jakarta menjadi polemik.
Anggaran pin emas mencapai Rp 1,3 miliar membuat pro kontra di kalangan politikus.
Rencananya anggota DPRD DKI Jakarta akan mendapatkan pin emas sebanyak dua buah dengan berat lima gram dan tujuh gram.
Dilansir dari apbd.jakarta.go.id, anggaran pengadaan pin untuk anggota DPRD DKI memiliki total harga Rp1.332.351.130.
Adapun emas yang dianggarkan untuk pin emas anggota DPRD DKI Jakarta yakni jenis 22 karat dengan harga sebesar Rp761.300 per gram.
TribunJakarta.com merangkum respon yang dikeluarkan sejumlah politikus terkait dengan rencana tersebut.
Penolakan PSI

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta Rian Ernest menegaskan, pihaknya menolak pin emas yang akan diterima oleh setiap oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI periode 2019-2024.
Ia pun mengaku, PSI lebih memilih membeli replika pin DPRD DKI dari online shop lantaran harganya lebih terjangkau.
"Membuat sendiri saja. Replika banyak kok di online shop banyak sekali," ucapnya, Selasa (20/8/2019).
Ia menyebut, langkah ini diambil sebagai bukti nyata PSI dengan tegas menolak pemberian pin emas bagi anggota DPRD DKI Jakarta.
"PSI menolak penghamburan uang negara, itu saja sih intinya," ujarnya.
Meski demikian, ia mengaku pihaknya masih akan mendiskusikan dengan seluruh kader PSI yang terpilih masuk dalam DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024.
"Kami belum diskusi apakah terima dulu atau kembalikan atau dari awal tidak kita terima," kata Ernest.
"Tapi intinya kami menolak," tambahnya.