Tiga Pria Baku Hantam di Zebra Cross

Buat Konten Pura-pura Berkelahi: Dosen dan Mahasiswi Ini Jadi Tersangka, Sudah Bayar Ratusan Ribu

Niat ingin populer di media sosial, dosen perguruan tinggi di Tangsel dan mahasiswinya kini menjadi tersangka dan terancam sepuluh tahun penjara.

Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT
Tersangka rekayasa baku hantam, FG (pakai masker), dihadirkan polisi saat konferensi pers, di Pos Polisi Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020). 

FG dan YA kemudian mencari orang yang bersedia dibayar membuat adegan tersebut.

Mereka menemukan empat orang yang bersedia yakni Didi, Irawan, Toto, dan Wahid.

Keempat orang tersebut dibayar Rp 500 ribu.

"Akhirnya empat pelaku lainnya mau dibayar dan melakukan rekayasa tersebut," kata Heru.

4. Pemain adalah sopir bajaj

Didi, Irawan, Toto, dan Wahid merupakan sopir bajaj yang kerap mangkal di dekat gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Wajah keempat sopir bajaj ini tampak melas, bingung, dan seolah tak tahu harus melakukan apa.

Didi mengatakan, saat itu dirinya sedang mangkal di dekar Sarinah dan tetibanya FG menawarkan Rp 200 ribu, untuk merekayasa baku hantam.

"Saat itu dia (FG) datang dan menawarkan saya untuk pura-pura berantam," kata Didi, saat diwawancarai TribunJakarta.com, di lokasi dan waktu yang sama.

Kemudian, FG meminta Didi mencari tiga orang lagi untuk melakukan hal yang sama.

"Akhirnya saya tawarkan Irawan, Toto, dan Wahid," kata Didi.

Didi dan Irawan pun berperan sebagai pelaku yang menyerang FG di zebra cross MH Thamrin.

Mereka dibayar Rp 200 ribu per orang.

Sementara Toto dan Wahid dibayar Rp 150 ribu per orang.

Didi menjelaskan, alasan menerima tawaran FG lantaran butuh uang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved