Antisipasi Virus Corona di DKI

Sepekan Tak Dapat Penumpang Bus, Prihatin Minta Dikirim Sembako dari Kampung

Sejumlah karyawan PO terus berupaya mencari penumpang dan tetap membuka loketnya.

TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Wahyu dan Prihatin, karyawan PO di Terminal Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, Kamis (2/4/2020) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - Sejak wabah corona melanda, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19.

Terutama memutus penyebarannya dari kota ke desa, sehingga pemerintah meminta warga perantau di Jakarta tak pulang kampung.

Hal ini berdampak pada pemasukam Perusahaan Otobus (PO) di Jakarta yang melayani sejumlah tujuan.

Kendati demikian, sejumlah karyawan PO bus terus membuka loket, berharap masih mendapatkan penumpang.

Prihatin salah satu penjaga loket yang masih bekerja, kendati tak pasti mendapatkan penumpang.

Jakarta Sudah Makamkan 401 Jenazah Sesuai Protap Covid-19, Total Meninggal Nasional 170 Kasus

Selama bertahun-tahun ia bekerja di PO Haryanto dan menjaga loket di Terminal Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur. 

Setiap pukul 09.00 WIB, ia sudah tiba di lokasi dan menantikan penumpang yang datang.

Dalam kondisi normal, dalam sehari ada 10 sampai 15 penumpang yang menggunakan jasa PO Haranto. 

Sehari-hari, ia mendapat upah per tiket yang terjual. 

"Satu penumpang yang saya dapat dibayar Rp 10 ribu," cerita Prihatin kepada TribunJakarta.com, Kamis (2/4/2020).

"Jadi kalau sehari dapat 15 penumpang saya dapat Rp 150 ribu," imbuh dia. 

Namun, seminggu terakhir ia tak dapat penghasilan sama sekali.

Sejak pagi hingga pukul 17.00 WIB, tak ada satu pun orang yang datang untuk membeli tiket.

Guru SD Diduga Bunuh Diri, Surat Wasiat untuk Istri dan Anak Agar Tak Sedih, Ini Deretan Faktanya

Jangankan membeli, datang menanyakan harga tiket saat ini pun tak ada.

"Seminggu enggak dapat penumpang. Seminggu ini kosong," jelasnya.

Tanpa uang simpanan, tak membuat Prihatin patah semangat.

Seminggu kemarin, Prihatin masih bisa mendapat kiriman hasil panen dari saudaranya di kampung.

Melalui sambungan telepon ia menjelaskan kondisinya di tempat kerja. 

"Saya sudah minta kirimin sembako hasil panen di kampung buat makan," beber Prihatin.

Kondisinya semakin menjadi lebih sulit, karena kepala daerah waswas menerima warganya di perantauan. 

Mereka khawatir warganya sebagai carier virus corona atau Covid-19, sehingga ada kepala daerah memberlakukan lockdown atau karantina wilayah.

Sejak itu, loketnya tak ada yang didatangi penumpang yang ingin mudik ke kampung halaman. 

Imbasnya, kiriman sembako dari kampung pun terputus.

Curahan Hati Pengemudi Ojol yang Kesulitan Bayar Cicilan Ditengah Wabah Covid-19

"Tapi sekarang sudah tak bisa karena ada lockdown itu," ungkapnya.

Saat ini, Prihatin hanya bisa terus semangat dan datang tiap hari ke loket.

Suasana di Terminal Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, Kamis (2/4/2020)
Suasana di Terminal Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, Kamis (2/4/2020) (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Sejak bangun pagi hingga tiba di loket, ia selalu berdoa agar dapat penumpang paling tidak satu orang.

"Kita semua di sini tetap berangkat karena siapa tahu ada yang pesan tiket di loket," kata Prihatin mencoba positif menghadapi kenyataan.

"Biarpun satu, yang penting ada uang masuk untuk kami menyambung hidup."

"Sebab mau buka usaha juga enggak ada modalnya," tandasnya

Seminggu Tak Dapat Penumpang 

Apa yang dialami Prihatin, turut dirasakan karyawan PO bus lainnya di Terminal Pinang Ranti.

Bahkan, mereka tak dapat penumpang seminggu terakhir sehingga tak dapat pemasukan. 

Terminal Pinang Ranti merupakan terminal tipe B yang masih melayani pembelian tiket.

Roro Fitria Bebas: Mengaji Pagi Sore di Penjara, Begini Ungkapan Kerinduan untuk Mendiang Ibunda

Sejak wabah corona melanda, seminggu ini karyawan PO bus tak dapat uang sama sekali akibat tak ada penumpang.

"Kita di sini dibayarnya perpenumpang," kata Wahyu satu di antara karyawan PO Harianto di lokasi, Kamis (2/4/2020).

Anies Kirim Surat Ajukan PSBB ke Menkes: Jabodetabek Itu Satu Epicenter Wabah Corona

"Satu penumpang yang kita dapatkan dihitung Rp 10 ribu."

"Ada juga beberapa PO yang dibayar Rp 15 ribu," ia menambahkan.

Sehingga bila satu hari tak ada penumpang yang membeli tiket, para karyawan PO tak dapat pendapatan.

Ia mengaku sudah sepekan tak mendapatkan satupun penumpang.

"Sudah seminggu seperti ini. Di awal wabah corona masih ada penumpang 3-5 orang."

"Tapi makin ke sini makin sepi bahkan enggak ada sama sekali," lanjutnya.

Ada 70 RS di Jakarta Ikut Tangani Wabah Corona, Anies Baswedan: Yang Swasta Masih Terganjal BPJS

Penumpang Bus di Terminal Pondok Cabe dengan Suhu Tubuh Tinggi Dilarang Berangkat

Terminal Pintang Ranti Masih Beroperasi

Kendati kemarin BPJT mengeluarkan rekomendasi dengan penghentian sementara untuk terminal tipe A dan tipe B, Terminal Kampung Rambutan dan Terminal Pinang Ranti masih beroperasi.

Kepala dua terminal ini menunggu keputusan resmi dan instruksi Kadishub DKI Jakarta perihal penghentian layanan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).

Anies Baswedan Sebut Ada 401 Jenazah Dimakamkan dengan Protap Covid-19 di Jakarta, 38 Baru Hari Ini

Diketahui, BPTJ menerbitkan surat edaran terkait pembatasan moda transportasi di Jabodetabek yang bersifat parsial atau menyeluruh.

Ini diambil guna memutus rantai penyebaran wabah Covid-19 di wilayah Jabodetabek.

Suasana di Terminal Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, Kamis (2/4/2020)
Suasana di Terminal Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, Kamis (2/4/2020) (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Selain itu, operasional loket bus yang melayani pemberangkatan dari atau menuju Jabodetabek juga ditutup sementara.

Namun, Kepala Terminal Kampung Rambutan Made Jony dan Kepala Terminal Pinang Ranti Ati belum menerima instruksi lanjutan.

"Belum ada info terbaru dan loket PO masih memberikan pelayanan seperti biasa," kata Made kepada TribunJakarta.com, Kamis (2/4/2020).

"Di sini belum ada penutupan. Saya masih menunggu instruksi dulu dari UPT," Ati menimpali.

"Jadi kan susunannya dari Kepala Dinas Perhubungan ke UPT baru ke saya," ia menambahkan.

Selain itu, sejumlah loket di Terminal Pinang Ranti juga masih dibuka sejak pagi hingga sore.

"Di sini Tipe B makanya sepi. Walaupun belum ditutup, loket itu sudah semua. Di sini sudah sepi dan tak ada penumpang," lanjut Ati.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Dishub DKI Jakarta, Muslim TB, memastikan terminal di Jakarta masih beroperasi normal.

Jakarta Sudah Makamkan 401 Jenazah Sesuai Protap Covid-19, Total Meninggal Nasional 170 Kasus

Menurutnya, sejauh ini belum ada keputusan resmi atau perintah dari Gubernur maupun Kadishub.

"Komando operasional terminal secara berjenjang dibawah Komando Bapak Kadishub dan Bapak Gubernur, sehingga terminal masih normal," jelasnya.

Suasana di Terminal Kampung Rambutan pada Rabu (1/4/2020)
Suasana di Terminal Kampung Rambutan pada Rabu (1/4/2020) (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Kendati demikian, Muslim mengungkapkan kondisi di terminal memang mengalami penurunan penumpang.

"Kondisi saat ini terminal sudah sepi penumpang meski tanpa ditutup pun," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved