Virus Corona di Indonesia
2 Bulan Nahan Rindu, Suster RSPI Nangis Berpesan ke Anak: Ibu Suntikin Virus, Biar Gak Ada Zombie
Seorang suster di RSPI Sulianti Saroso, Kristina mengungkapkan kerinduan terhadap suami dan ketiga anaknya.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Rr Dewi Kartika H
Mulanya Muhammad Nursyamsurya atau yang disapa Pak Syam bercerita soal pekerjaannya sebagai sopir ambulans khusus jenazah akibat Covid-19.
Setiap hari, Pak Syam mengaku mengantar puluhan jenazah Covid-19 untuk dimakamkan di TPU Tegal Alur dan Pondok Rangon.
Saat pertama kali mengantar jenazah Covid-19, Pak Syam mengaku biasa saja.
Namun semakin hari, perasaan sedih Pak Syam justru memuncak.
Karena tiap hari, jumlah jenazah Covid-19 yang diantar Pak Syam kian bertambah.
• Jenazahnya Ditolak Warga, Pengorbanan Perawat di Semarang Saat Hidup Diungkap Suami: Sakit Pun Kerja
"Ada rasa khawatir, manusiawi, tapi bertambahnya hari ke hari, yang meninggal, itu yang membuat kami sedih. Awalnya biasa, semakin hari semakin bertambah tiap harinya," ungkap Pak Syam, dikutip TribunJakarta.com dari YouTuba Najwa Shihab, pada Kamis (16/4/2020).
Kesal, Pak Syam pun mengurai kegeramannya kepada masyarakat DKI Jakarta.
Wabah virus corona nyatanya tak mampu menyadarkan warga DKI Jakarta tentang pentingnya berdiam diri di rumah.
Dengan nada gusar, Pak Syam pun mengaku ingin sekali menegur semua masyarakat DKI Jakarta.
• Kematian Akibat Corona Capai 469 Orang, Ahli Epidemiologi Ragu: Kita Terlena Sampai Sekarang
Pak Syam ingin membagi ceritanya yang tiap hari harus membawa puluhan jenazah Covid-19 kepada masyarakat agar sadar.
"Saya pengin naik pakai tronton, teriak di jalanan, kepada masyarakat, tolong kalian diam di rumah, tolong ikuti anjuran pemerintah. Kalau kalian tahu berapa banyak jenazah yang kami makamkan tiap hari, pasti kalian sedih," pungkas Pak Syam.
Melanjutkan kegusarannya, Pak Syam mengatakan masyarakat pasti akan ikut pilu kala mengetahui bahwa jenazah Covid-19 tidak diantar keluarga.
Karenanya, Pak Syam pun dengan keras mengimbau masyarakat agar diam di rumah.
"Jenazah itu enggak ada yang diantar, enggak ada yang didoain, langsung masuk ke liang lahat, saya minta tolong kepada masyarakat tetap di rumah. Ini enggak jelas, sampai kapan mba," kata Pak Syam.
Tak lagi kuasa menahan kesedihan, air mata Pak Syam pun tumpah.
• Nekat Berdagang Demi Menyambung Hidup, Ibu Penjual Pakaian Dalam: di Rumah Kami Mati Kelaparan
Yakni kala mengingat sebentar lagi akan datang bulan suci Ramadhan.
Di tengah wabah virus corona, beberapa aktivitas di bulan Ramadhan seperti sholat tarawih di masjid akan dibatasi.
Hal tersebut dilakukan guna mencegah penularan virus corona yang semakin besar.
Mengingat hal tersebut, Pak Syam pun meminta dengan sangat kepada masyarakat agar diam di rumah.
"Sebentar lagi bulan puasa, pengin tarawih berjamaah. Pengin idul fitri, tolong buat masyarakat diam di rumah sebentar aja, 14 hari, minta tolong !" ucap Pak Syam seraya menangis.
• Tercium Alkohol dan Kahilangan Kendali, Pengendara Sedan Tabrak 6 Pekerja Perbaikan Tol JORR
Tangisan Pak Syam tampak semakin keras.
Yakni kala mengingat keluarganya dan kehidupan pasca virus corona merebak.
"Kami memakamkan jenazah-jenazah ini sudah puluhan tiap hari. Minta tolong, kita juga punya keluarga, kita punya tetangga, kita punya kehidupan, masa kehidupan harus seperti ini terus ?" tanya Pak Syam.
Kepada Najwa Shihab, Pak Syam pun curhat soal betapa sedihnya ia dan Dinas saat setiap menit menerima telepon dari rumah sakit.
Perasaan Pak Syam kian hari kian bertambah pilu.
"Jadi mba, sebentar lagi bulan puasa, saya pengin teriak di lampu merah. Di jalanan masih macet, dini hari masih macet. Masyarakat enggak ada yang ngerti, sedih mba tiap hari terima telepon, tiap menit telepon masuk," ungkap Pak Syam.
Mendengar curhatan Pak Syam, Najwa Shihab tampak menunduk.

Dengan wajah sedih, Najwa Shihab yang biasanya tegas pun mendadak nelangsa.
Sambil menarik napas, Najwa Shihab terlihat menahan agar air matanya tidak tumpah saat live.
Alih-alih menangis, Najwa Shihab justru menenangkan Pak Syam yang masih bersedih.
"Iya Pak Syam. Saya membayangkan mungkin keluarga Pak Syam di rumah juga sesungguhnya khawatir Pak Syam harus berjibaku melakukan pekerjaan tapi di sisi lain banyak masyarakat yang bahkan tidak peduli," pungkas Najwa Shihab dengan nada bergetar.
SIMAK VIDEONYA: