Antisipasi Virus Corona di DKI
Larangan Mudik Berlaku, Pedagang di Terminal Kampung Rambutan Kehilangan Pembeli
Sejak pemerintah mengumumkan status pandemi Covid-19, pemasukannya sebagai pedagang binaan Terminal Kampung Rambutan anjlok
Penulis: Bima Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS - Pemberlakuan larangan mudik ikut berdampak pada para pedagang di Terminal Kampung Rambutan, Kecamatan Ciracas.
Eko (46), satu pedagang di Terminal Kampung Rambutan mengaku bingung cara memenuhi kebutuhan hidupnya setelah larangan mudik berlaku.
"Kayaknya besok sudah enggak dagang lagi, habis siapa yang mau beli. Penumpang saja enggak ada, mudik sudah enggak boleh," kata Eko di Terminal Kampung Rambutan, Jumat (24/4/2020).
Sejak pemerintah mengumumkan status pandemi Covid-19, pemasukannya sebagai pedagang binaan Terminal Kampung Rambutan anjlok.
Bila sebelum pandemi Covid-19 warung kelontongnya mampu meraup sekitar Rp 500 ribu, kini hanya pemasukan paling tinggi Rp 150 ribu.
"Rp 150 ribu saja paling tinggi, beberapa hari ini cuman cukup untuk makan saja. Apalagi sekarang mudik dilarang, makin sepi saja penumpang," ujarnya.
Eko sebenarnya maklum dengan larangan mudik, namun dia mempertanyakan langkah pemerintah dalam membantu warga.
• Kemenhub Masih Izinkan Rute Domestik Beroperasi dengan Syarat Ini
• Mulan Jameela Pajang Foto Bareng Setelah Salat Subuh, Wajah Putranya Ramai Dikomentari
Menurutnya bantuan yang didistribusikan Pemprov DKI dan pemerintah pusat masih belum merata didapat warga.
"Banyak teman-teman saya yang KTP DKI tapi enggak dapat bantuan sembako. Padahal orang seperti kami ini pemasukannya per hari, kalau enggak dagang ya makan apa?" tuturnya.
Mustakim (52), pedagang lainnya juga mengeluhkan pemasukan mereka yang anjlok sehingga sulit memenuhi kebutuhan hidup.
Tutupnya mayoritas warung kelontong dan makan di Terminal Kampung Rambutan hari ini pun disebut bukan karena pengaruh bulan Ramadan.
"Ini tutup karena memang enggak ada penumpang yang beli, bukan karena hari pertama puasa. Sopir enggak ada, penumpang enggak ada, yang beli siapa?," keluh Mustakim.