Antisipasi Virus Corona di DKI

Cerita Haji Lulung, Rela Usahanya di Pasar Tanah Abang Rugi Miliaran Demi Dukung PSBB di Jakarta

Meski merugi hingga miliar rupiah, Haji Lulung mengaku tetap mendukung penutupan Pasar Tanah Abang demi menyukseskan PSBB di Jakarta.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Erik Sinaga
Fransiskus Adhiyuda/tribunnews.com
Abraham Lunggana atau akrab disapa Haji Lulung tampak menebar senyum saat berjalan di Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta Pusat. 

Momen ini dimanfaatkan asongan untuk berjualan.

Meski terlihat lengang, pedagang pakaian maupun asongan bolak-balik di area tersebut dan menawarkan jualannya kepada pembeli yang datang.

Iskandar (53) misalnya. Sejak tahun 1990, ia sudah mencoba peruntungan dengan berjualan pakaian.

Mulanya ia berjualan cukup lama di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

 Ini Alasan Pedagang Pakaian Berjualan di Sekitaran Pasar Tanah Abang Saat PSBB

Akibat krisis moneter pada 1998, usahanya bangkrut. Iskandar memilih menjadi juru parkir di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Menjadi juru parkir di Pasar Tanah Abang menjadi pilihan yang tepat bagi Iskandar.Setiap hari ia selalu membawa uang bersih minimal Rp 100 ribu. 

Iskandar, juru parkir yang beralih jadi pedagang asongan di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2020).
Iskandar, juru parkir yang beralih jadi pedagang asongan di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2020). (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

"Kalau bulan puasa apalagi. Biasanya ramai banget. Jadi benar-benar motor tuh penuh banget," ungkap Iskandar kepada TribunJakarta.com.

Semenjak menjadi juru parkir kurang lebih 7 tahun, pria yang akrab disapa Buyung ini tak perah merasa kekurangan.

 Cerita Pedagang Kurma di Pasar Tanah Abang, Beda Saat Ramadan Tahun Lalu

Pendapatan hariannya sebagai juru parkir selalu cukup untuk menafkahi istri dan ketiga anaknya dan juga kontrakan.

Sayangnya, pada Ramadan tahun ini, nasibnya berubah drastis. Pertokoan di Pasar Tanah Abang yang ditutup sementara, membuat dirinya kehilangan mata pencaharian.

Ia pun banting setir dan sudah dua minggu ini menjadi pedagang asongan.

"Sekarang mau kerja apa? Biasanya saya pegang lapak parkir yang ini. Tapi kan toko juga tutup," ucap Iskandar.

"Jadi yang parkir di depan aja. Jadi saya mikir mau usaha apalagi. Akhirnya jualan minuman begini aja," ia menambahkan.

Akibat pembeli yang sepi, ia pun harus rajin bolak-balik mencari pembeli. Jika hanya mangkal di satu tempat, maka pendapatannya lebih sedikit. 

"Ini yang beli juga banyakan dari pedagang karena pengunjungnya sedikit," kata dia singkat.

 Banyak Pedagang yang Masih Jualan di Pasar Tanah Abang, Begini Komentar Satpol PP DKI

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved