Sopir dan Kernet Bus Dijerat Pasal Berlapis Bunuh Ibu Hamil: Kesal Karena Korban Minta Nikah

Sopir dan kernet itu terlibat dalam pembunuhan Hilda Hidayah (22). Unyil mengaku stres dihantui Hilda. Unyil mau menyerahkan diri tapi takut

Penulis: Erik Sinaga | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Hendra Supriyatna alias Indra (kanan) dan Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (kiri) saat dihadirkan di Mapolsek Makasar, Jakarta Timur Rabu (16/12/2020). 

Pertengkaran mencapai puncaknya pada 3 April 2019 lalu, Indra membunuh Hilda menggunakan balok kayu pengganjal pintu bus Mayasari yang dikemudikannya.

Minta dihukum paling berat

Kakak ipar Hilda Hidayah, Abudin (45) saat memberi keterangan di Mapolsek Makasar, Kamis (17/12/2020).
Kakak ipar Hilda Hidayah, Abudin (45) saat memberi keterangan di Mapolsek Makasar, Kamis (17/12/2020). (TribunJakarta/Bima Putra)

Keluarga Hilda Hidayah (22) tak bisa menyembunyikan emosinya saat pengungkapan kasus pembunuhan Hilda

Kakak ipar Hilda, Abudin (45) mengaku marah saat diberitahu personel Polsek Makasar pada Senin (14/12/2020) bahwa sudah nyaris dua tahun Hilda tewas.

"Selama ini kita berusaha mencari keberadaannya, tanya sana-sini. Tanya ke teman-teman si Indra di terminal. Mereka bilang Hilda sehat-sehat saja," kata Abudin.

Baca juga: Keluarga Korban Pembunuhan Ibu Hamil: Kalau Ada yang Lebih Berat dari Hukuman Mati Kami Ajukan

Sepengetahuan keluarga, Hilda dan Indra yang hubungan tak direstui sudah menikah siri pada Desember 2018 lalu tinggal bersama di Cikarang, Bekasi.

"Tidak ada harga lagi, saya mau pelaku dihukum mati. Bila perlu, kalau ada lebih (berat) dari hukuman mati saya ambil itu. Tidak ada harga lagi untuk hukuman mati, bila perlu keduanya dihukum mati," ujarnya.

Dia mengaku kesal saat mengetahui Unyil terlibat dalam pembunuhan Hilda namun selama ini justru merahasiakannya, padahal Unyil mengenal Abudin.

Baca juga: 5 Anggota Gengster yang Viral Berkeliaran Akhirnya Ditangkap, Polisi: Pelaku Cari Lawan Tawuran

Mereka saling kenal karena pada 2019 silam Indra masih merupakan sopir bus Mayasari P9BC rute Kampung Rambutan-Cikarang, Unyil kernet bus.

Sementara keluarga Hilda menjalankan usaha warung makan di Terminal Kampung Rambutan, Hilda dan Indra pun saling kenal di terminal.

"Kalau sama pelaku utamanya (Indra) saya kenal, sama kernet (Unyil) juga kenal, tapi enggak terlalu akrab saja. Saya berharap di pengadilan nanti kedua pelaku ini dihukum mati," tuturnya. (Bima Putra)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved