Ada Sosok Perempuan Misterius di Balik Geng Sadis Akatsuki 2018 yang Renggut Nyawa Andika Putra
Ada sosok perempuan misterius di balik kejahatan geng Akatsuki 2018 yang merenggut nyawa Andika Putra Prananda.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Y Gustaman
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bqchtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Ada sosok perempuan misterius di balik kejahatan geng Akatsuki 2018 yang merenggut nyawa Andika Putra Prananda.
Geng Akatsuki membegal Andika di Jalan Perjuangan, Teluk Pucung, Bekasi Utara. Salah satu anggota geng melukai dada korban hingga tewas di tempat.
Terkait Honda Scoopy milik korban sampai polisi telah menangkap sejumlah pelaku, masih belum ketahuan rimbanya.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Heri Purnomo mengatakan ada sosok perempuan di balik kejahatan kelompok Akatsuki 2018.
"Begini, terkait dengan barang bukti motor yang belum bisa kita temukan tentunya kita tidak berhenti di situ saja," kata Heri, Rabu (6/1/2021).
Baca juga: Pria Ini Temukan Jasad Utuh Meski Sudah 20 Tahun di Makam Islam Kompleks Masjid Agung Bojonegoro
"Sambil proses penyelidikan berjalan, kami juga tetep melakukan pencarian," ia menambahkan.
Aktor perempuan yang misterius itu merupakan tersangka yang menyimpan motor Andika. Pendek kata perempuan tersebut bisa dibilang sebagai penadah.

Perempuan tersebut ikut rombongan saat Akatsuki 2018 membegal Andika pada Senin (21/12/2020) lalu.
Polisi sudah mengetahui betul identitas pelaku perempuan ini, hanya saja keberadaannya belum dapat diketahui berserta barang bukti sepeda motor korban.
Baca juga: Kabar Gembira! Harga Sepeda Lipat United Nigma 10S 2020 Turun, Tertarik Membeli?
Baca juga: Polisi Sebut Korban yang Dibacok di Salemba Berprofesi Sebagai Calo Kabel, Ini Permasalahan Awalnya
Baca juga: Baru Kelar Mandi Pergoki Ada Pria Lain Antarkan istrinya, Seorang Suami Kalap Hilangkan Nyawa
"Iya (tersangka) perempuan, ikut dalam rombongan ketika peristiwa, cuma sekarang bersembunyi."
"Kita enggak tahu posisinya di mana, yang jelas sudah tidak ada di tempat tinggalnya," terang Heri.
Heri memastikan pihaknya masih mencari tahu apakah perempuan tersebut terdaftar sebagai anggota atau tidak di kelompok Akatsuki 2018.
Baca juga: Saksi yang Hadiri Maulid Sebut Polisi Tak Bubarkan dan Menikmati Acara Maulid Nabi di Petamburan
"Masalah ini kita masih dalami karena ada yang anggota, lalu mengaku sudah keluar. Karena itu (Akatsuki 2018) bukan organisasi yang resmi, makanya kita sebut anggota tandanya apa," tegas dia.

Muasal Nama Akatsuki 2018
Bermarkas di Babelan, Kabupaten Bekasi, Akatsuki 2018 terinsipirasi dari geng kriminal dalam anime Jepang, Naruto.
Angka 2018 di nama geng ini merujuk tahun berdirinya, bermula sejumlah remaja yang hobi nongkrong dan konvoi motor berkeliling untuk membuat onar.
"Kelompok ini mengatasnamakan diri sebagai geng Akatsuki 2018," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Wijonarko di Mapolres Metro Bekasi Kota, Senin (28/12/2020).
Terungkapnya Akatsuki 2018 menyusul tertangkapnya tujuh orang anggotanya oleh Polres Metro Bekasi Kota.
"Kita berhasil amankan ada 7 orang pelaku kejadian curas (pencurian dengan kekerasan)," imbuh Wijonarko
Dalam penangkapan itu, anggota gabungan Polres Metro Bekasi Kota dan Polsek Bekasi Utara turut mengamankan 4 unit sepeda motor termasuk dua bilah senjata tajam berupa celurit.
Korban Akatsuki 2018 adalah Andika Putra Prananda. Jasad remaja ini ditemukan bersimbah darah dengan dada terdapat luka sayatan benda tajam.
Hasil penyelidikan terhadap sejumlah saksi, beber petunjuk di lokasi seperti rekaman CCTV, polisi berhasil mengidentifikasi sejumlah anggota Akatsuki 2018.
Baca juga: Ditanya Alasan Hadir Maulid Nabi oleh Hakim di Sidang Praperadilan, Saksi: Saking Rindunya Habibana
Pelaku yang ditangkap pertama kali adalah Fajar (25) pada Jumat (25/12/2020). Polisi menciduknya di wilayah Babelan, Kabupaten Bekasi.
Berbekal keterangan Fajar, polisi menangkap tiga pelaku lain di Jakarta Selatan. Lalu pada Minggu, 27 Desember 2020, kembali polisi mengamankan tiga pelaku sehingga totalnya ada 7 tersangka.

Mereka adalah Fajar (25), AMM (17), AWS (17), Muhamad Alfrans (18), Muhamad Nur Fadilah (25), IDP (17) dan Akmal (18).
Sementara 1 anggota Akatsuki 2018 yang ikut terlibat di malam terbunuhnya Andika masih buron.
"Satu orang lainnya masih kita cari kita akan dalami juga nanti keterlibatannya sebagai apa," tegas Heri.
Para tersangka yang kini mendekam di tahanan Mapolsek Bekasi Utara dijerat dengan pasal 365 ayat 4 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.
Mereka terancam hukuman 20 tahun penjara atau seumur hidup.
Suka Buat Onar Tanpa Pandang Bulu
Kasat Reakrim Polres Metro Bekasi Kota Heri Purnomo saat konferensi pers menjelaskan, basecamp Akatsuki 2018 di Kampung Irian, Babelan.
"Ada juga beberapa tempat yang sering digunakan untuk basecamp-nya mereka," kata Heri.
Polisi memperkirakan Akatsuki 2018 memiliki anggota yang cukup banyak. Sejauh ini hasil interogasi awal hanya sekitar 10 orang yang masih aktif.
Pada dasarnya, Akatsuki 2018 merupakan geng motor yang berisi anak muda yang sering kumpul dan konvoi motor.

Geng anarkis ini tak hanya digawangi pemuda di bawah umur yang berstatus masih pelajar, tetapi ada juga yang usianya di atas 20 tahun.
"Geng motor itu berawal dari kumpulan aja, bukan hanya pelajar, tetapi mereka sering kumpul bareng bareng teman-teman dekat mereka akhirnya mereka membentuk suatu kelompok itu," tuturnya.
Akatsuki 2018 tidak hanya sekedar membegal atau mencuri dengan kekerasan, tetapi kerap berbuat onar dan tawuran dengan kelompok lain.
Mereka kerap membuat kejahatan secara acak tanpa pandang bulu.
Keluarga Tak Ada Firasat
Keluarga sudah memakamkan Andika di Tempat Pemakaman Umum atau TPU Nurul Jannah, Harapan Jaya, Medan Satria, Bekasi Selatan, Selasa (22/12/2020).
Sendi Bastianto (40) tak punya firasat sama sekali putranya jadi korban begal remaja tanggung.
Malam sebelum kejadian, Andika pamit mengendarai sepeda motor Honda Scoopy milik ibunya menuju rumah teman di Tambun, Kabupaten Bekasi.
"Pamitnya sih ngomong mau ke Tambun ke rumah teman sekolahnya, dari rumah dia jalan sendiri. Pamitnya jam 7 malam kira-kira," kata Sendi tempo hari.
Sendi mengizinkan putranya pergi bermain. Baru sekira pukul 00.30 WIB, dia berinisiatif menelepon untuk meminta Andika pulang karena sudah lewat tengah malam.

"Saya nelepon jam 00.30 WIB. Saya bilang, 'ini sudah malam Dika.' Lalu dia jawab, 'iya mau pulang,'" cerita Sendi soal obrolannya dini hari itu dengan Andika.
Rasa kantuk menyeramh Sendi saat menunggu kepulangan sang putra. Saat itu ia Andika bisa jadi menginap karena takut pulang sudah larut malam.
Keesokan paginya, ia belum dapat kabar soal putranya. Malahan, Sendi teringat Yamaha Xeon milik Andika yang sudah dua bulan mangkrak tak bisa hidup.
"Akhirnya saya bawa ke bengkel, enggak ada firasat yang enggak-enggak. Mikirnya paling bentar lagi juga pulang," ujar Sendi.
Keluarga kala itu benar-benar tidak mengontak sama sekali Andika yang belum pulang ke rumah.
Baru pada Senin pukul 14.00 WIB, anggota kepolisian datang ke rumah membawa kabar duka terkait kondisi Andika yang ditemukan tewas.
Kabar duka ini sontak membuat kaget keluarga yang sejak awal tidak pernah mendapatkan firasat buruk terkait remaja kelas 10 SMK tersebut.
"Cuma kronologisnya kita belum dikasih tahu," terang Sendi saat itu.
Dia bersama anggota keluarga langsung menuju Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta. Jasad Andika saat itu ditangani tim bedah forensik untuk diautopsi.
Keinginan keluarga agar orang-orang yang membegal Andika lekas tertangkap, kini sudah terkabul. Polisi menangkap 7 pelaku dan 1 lainnya masih buron.