Sejumlah Kader Hengkang ke Partai Ummat, PAN DKI Jakarta Malah Dapat Kader Milenial 30 Persen
Sejumlah kader PAN DKI Jakarta memilih hengkang ke Partai Ummat yang didirikan Amien Rais. Tapi, PAN DKI Jakarta malah dapat kader milenial 30 persen.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sejumlah kader PAN DKI Jakarta memilih hengkang ke Partai Ummat yang didirikan Amien Rais.
Pengakuan itu disampaikan Ketua Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta Bambang Kusumanto.
Diketahui, Partai Ummat dideklarasikan oleh Amien Rais bersama eksponen eks PAN lainnya di Yogyakarta pada Kamis (29/4/2021) lalu.
Bambang menjelaskan, jumlah kader PAN yang bergabung ke Partai Ummat hanya sebagaian kecil.
Kemunculan Partai Ummat pun tidak sampai mempengaruhi internal PAN DKI Jakarta.
Baca juga: Amien Rais Buat Partai Ummat, Anak Ketum PAN Zulhas: No Comment
"PAN DKI, khususnya tim internal, tidak terpengaruh dengan kemunculan partai partai baru," ucap Bambang kepada TribunJakarta.com, Senin (3/5/2021).
Ia memastikan, PAN DKI Jakarta yang kini melakukan penyegaran malah mendapat kader baru yang milenial.

"Kebetulan kami juga tengah melakukan penyegaran dengan banyak bergabungnya kader milenial baru dengan tetap mempertahankan kader lama yang loyal," imbuh Bambang.
Meski ada sejumlah kader memilih untuk cabut ke Partai Ummat, namun hal ini juga dibarengi dengan banyaknya kader baru yang ikut bergabung ke PAN.
Baca juga: Kader PAN DKI Jakarta Loncat ke Partai Ummat Bukan Strategis di Struktur
Baca juga: PAN Klaim Tidak Terganggu Amien Rais Deklarasikan Partai Ummat
Baca juga: Ketua Fraksi PAN DPRD DKI Ungkap Efek Positif Munculnya Partai Ummat untuk Partainya
Diperkirakan ada lebih dari 30% jumlah kader baru di DKI Jakarta yang diisi oleh kaum milenial.
Hal inipun dianggap sebagai langkah strategis bagi PAN untuk tetap eksis di kancah politik Indonesia di tahun-tahun mendatang.
"Perkiraan saya lebih dari 30% (milenial yang baru bergabung) saat ini," ucap Bambang.
Baca juga: Tanggapi Usul Politikus PDIP, Fraksi Gerindra-PAN Tolak Airin Rachmi Diany Dijadikan Nama Jalan
Menurut dia, masuknya 30% kader milenial ini menjadi langkah strategis PAN.
"Mengingat generasi ini akan menjadi kelompok pemilih dominan dalam pemilu mendatang," Bambang menambahkan.

Keberadaan kader millenial ini bukan hanya dari sisi jumlah, tetapi mereka akan membawa paradigma baru dalam kancah politik mendatang.
Berdirinya Partai Ummat
Sejumlah fakta dari berdirinya Partai Ummat dilatarbelakangi oleh keretakan di tubuh PAN setelah kongres V PAN pada Februari 2020.
Kongres yang diwarnai kericuhan itu menetapkan Zilkifli Hasan sebagai Ketua Umum PAN.
Saat itu Amien Rais mendukung Mulfachri Harahap dalam pemilihan Ketum PAN namun kalah.
Amien Rais menganggap Zulkifli Hasan keliru karena membawa PAN merapat ke koalisi pemerintah.
Merespons hasil kongres, Amien Rais dan anaknya, Hanafi Rais mengundurkan diri dari PAN.
Beberapa bulan setelah Kongres V PAN tersebut, mantan ketua MPR itu berniat untuk mendirikan partai baru pada September 2020, karena prihatin atas kondisi Indonesia.
Baca juga: Survei Elektabilitas Partai Politik: PDIP & Golkar Unggul, PSI Salip PAN dan PPP
Amien Rais kemudian mengumumkan partai baru yang didirikannya bernama Partai Ummat pada 1 Oktober 2020.
Dalam kepengurusan Partai Ummat, Amien Rais menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro Partai.

Nama MS Kaban juga tercatat dalam kepengurusan partai sebagai Wakil Ketua I, Habib Thalib Segaf Adjufri menjadi Wakil Ketua II dan Ansufri Idrus Sambo sebagai Sekretaris.
Di DPP Partai Ummat, Ridho Rahmadi yang tak lain menantu Amien Rais ditunjuk sebagai Ketua Umum.
Kemunculan Partai Ummat Berdampak Positif Bagi PAN
Di sisi lain, munculnya Partai Ummat dinilai juga memberikan pengaruh yang positif bagi internal PAN.
"Munculnya Partai Ummat yang merupakan pecahan dari PAN, sebenarnya memberikan efek positif untuk PAN, yaitu menjadikan PAN semakin solid dan terkonsolidasi dengan sendirinya," tegas Bambang.
"Garis perjuangan partai menjadi semakin jelas dan ini akan menarik pendukung pendukung baru yang sejalan dengan platform kerja PAN," ia menambahkan.
Bambang menyebutkan, munculnya partai-partai baru adalah hal yang wajar.
Apalagi, Indonesia sebagai negara demokrasi memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk memiliki aspirasi yang berbeda-beda.
Namun, hengkangnya sejumlah kader PAN ke Partai Ummat disebutkan tidak sampai mempengaruhi internal partai.
"Kemunculan partai partai baru adalah hal wajar, biasanya terjadi pascakongres partai atau pascapemilu. Ini negara demokrasi yang memberikan peluang untuk berbeda aspirasi," imbuhnya.