Punya Banyak Masalah dan Ditinggal Anak-Istri, Paimin Berjalan ke Rel KA Buat Akhiri Hidup
Paimin (35) mengakhiri hidup dengan menabrakkan diri ke kereta api yang sedang melintas di Sragen, Rabu (26/5/2021).
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, SRAGEN - Paimin (35) mengakhiri hidup dengan menabrakkan diri ke kereta api yang sedang melintas di Sragen, Rabu (26/5/2021).
Paimin depresi karena sakit paru-paru yang dideritanya.
Lalu, istri dan anaknya pun meninggalkan Paimin.
Warga Dukuh Bangunrejo, RT 13 Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang itu memiliki masalah yang kompleks sehingga nekat bunuh diri.
Paimin berjalan menuju rel kereta api yang tak jauh dari kediamannya.
Tak lama kemudian kereta api lewat dan menabrak dirinya.
Baca juga: Sopir Bajaj Bunuh Diri Dekat Gedung Metro Pasar Baru, Diduga Stres karena Masalah Ekonomi
Kabag Humas Polres Sragen, AKP Suwarso menyatakan Paimin tertabrak kereta api dengan niatan bunuh diri karena mengalami depresi.
"Berdasarkan keterangan dari adik korban bahwa korban bunuh diri karena depresi," ungkapnya kepada TribunSolo.com.
"Kompleks, menderita sakit paru-paru dan diceraikan oleh istrinya," jelas dia.

Keadaan tersebut dibenarkan oleh Ketua RW 4, Desa Saradan, Kabupaten Sragen, Tukiyo.
"Kalau memang keluhan sakit, sakitnya sudah lama, selama ini tinggal di Jakarta, terus diantar oleh pihak warga sana, dipulangkan ke sini," jelas Tukiyo.
Ia menambahkan, Paimin ditinggal pergi oleh anak dan istrinya, lantaran tidak mampu lagi memberi nafkah.
Baca juga: Bunuh Kekasih Saat Check In di Penginapan, Pelaku Berusaha Bunuh Diri Tenggak Cuka Getah
"Sudah punya anak dan istri, ditinggal sama istri anaknya, sudah ditolak, karena tidak bisa memberi nafkah, terus ditinggal," tambahnya.
Di Sragen, Paimin tinggal bersama ibu kandungnya, yang sudah sepuh.
"Ibunya mengalami sakit, serta bersama dengan seorang saudara perempuan," aku dia.