Promosi Jabat Pangkostrad Mayjend Dudung Dapat Salam dari Novel dan Pengikut Rizieq Shihab
Wasekjen PA 212 sekaligus pengikut Rizieq Shihab, Novel Bamukmin, angkat bicara terkait promosi jabatan Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wasekjen PA 212 sekaligus pengikut Rizieq Shihab, Novel Bamukmin, angkat bicara terkait promosi jabatan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Kepada TribunJakarta.com, pria yang akrab disapa Novel ini menyebut teringat dengan Dudung saat pencopotan spanduk bergambar Rizieq Shihab, di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
"Saya rasa dengan jabatan itu tidak langsung bersinggungan dengan masyarakat langsung, seperti ketika menjadi Pangdam yang sebenarnya juga bukan tupoksinya juga," kata Novel, saat dihubungi, Rabu (2/6/2021).
"Cuma saya rasa, masih banyak jenderal yang lebih berbobot yang bisa mempersatukan anak bangsa ini di tengah krisis multidimensi di rezim ini," lanjut dia.
Baca juga: Tegasnya Pimpin Kodam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman Kini Jabat Pangkostrad, Naik Jadi Bintang 3
Baca juga: Adu Mulut Warga dengan TNI dan Polri Warnai Pencopotan Spanduk Habib Rizieq di Seberang Markas FPI
Novel kembali menyindir aksi Dudung yang memerintahkan bawahannya mencopot spanduk.
"TNI kan seharusnya dari rakyat untuk rakyat, harus melindungi rakyatnya dari cengkraman kekuatan luar yang ingin menjajah," jelas Novel.
"TNI juga harus merangkul ulama yang istiqomah, yang merah putihnya jelas juga penjagaan terhadap pancasila," tutup dia.
Diberitakan sebelumnya, dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi dan pembinaan karier serta mengoptimalkan pelaksanaan tugas-tugas TNI yang semakin kompleks dan dinamis, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto kembali melakukan mutasi dan rotasi jabatan di lingkungan TNI.
Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Laut (KH) Edys Riyanto mengatakan hal itu dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/435/V/2021 tanggal 25 Mei 2021 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia.
"Telah ditetapkan mutasi dan promosi jabatan 80 Perwira Tinggi (Pati) TNI terdiri dari 46 Pati TNI AD, 15 Pati TNI AL dan 19 Pati TNI AU," kata Edys dalam keterangan resmi Puspen TNI pada Selasa (25/5/2021).
Mayjen TNI Dudung Abdurachman adalah satu perwira tinggi TNI AD yang mendapat promosi menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Otomatis bintang di pundak Pangdam Jaya ini bertambah satu, menjadi Letnan Jenderal TNI.
Jabatan lama Dudung Abdurachman ditempati Mayjen TNI Mulyo Aji yang awalnya menjabat Aspers KSAD.
Baca juga: Koordinasi dengan Kapolda, Pangdam Jaya Akan Hentikan Perilaku Debt Collector
Baca juga: Pangdam Jaya Pastikan Serda Nurhadi Tak Memiliki Kaitan dengan Debt Collector
Mayjen Dudung Abdurachman merupakan almuni Akmil angkatan 1988.
Pria kelahiran Bandung 55 tahun yang lalu ini dikenal tegas dengan setumpuk pernyataanya dibuktikan dengan tindakan nyata.
Dirinya bahkan tak takut jika dicopot atau dilengserkan dari jabatannya.
Berikut kumpulan pernyataan tegas Dudung Abdurachman:
Usul FPI dibubarkan
Dudung Abdurachman menjadi perbincangan setelah melontarkan sejumlah pernyataan kontroversial terkait Front Pembela Islam (FPI).
Pernyataannya yang keras soal FPI dan Habib Rizieq membuat nama Dudung Abdurachman diperbincangkan.
Sosoknya pun banyak menuai rasa penasaran publik.
Dengan tegas, Dudung Abdurachman melontarkan sejumlah pernyataan kontroversial yang cukup berani.

Dudung Abdurachman muncul ketika beredar video viral prajurit TNI mencopot spanduk dan baliho.
Spanduk dan baliho yang dicopot oleh prajurit TNI tersebut bergambar wajah Habib Rizieq Shihab.
Ketika awak media mencoba mengonfirmasi, Mayjen TNI Dudung Abdurachman dengan tegas menjawabnya.
Ia mengaku kalau pencopotan baliho dan spanduk bergambar Habib Rizieq merupakan perintahnya.
Baca juga: Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman Bertindak Tegas, Togar Situmorang: Sesuai Undang-undang
Langkah Kodam Jaya menurunkan spanduk dan baliho Rizieq Shihab di sejumlah titik di DKI Jakarta menuai beragam komentar.
Kritikan karena dianggap tak sesuai dengan tugas pokok TNI hingga dukungan dari elemen masyarakat diterima Kodam Jaya.
Menyikapi hal itu, Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman mengungkapkan bahwa kritikan yang diberikan kepada jajarannya masih lebih sedikit dibanding dukungan masyarakat.
“Nah kritikan itu paling sedikit, yang dukungnya banyak, dukungnya lebih banyak. Yang mengkritik itu tidak tahu perjalanannya, ceritanya, bagaimana penurunan baliho,” tegas Dudung, di Makodam Jaya, Senin (23/11/2020).

Dudung menceritakan upaya penurunan spanduk dan baliho tersebut sudah berjalan selama dua bulan yang dilakukan secara bersama-sama oleh Satpol PP, maupun TNI-Polri.
Namun upaya itu ternyata mendapat hadangan dari Front Pembela Islam (FPI) dan memasang kembali spanduk dan baliho yang telah dicopot.
Sehingga terpaksa diambil tindakan tegas oleh aparat.
Baca juga: Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung: Saya dan Kapolda Akan Hentikan Perilaku Debt Collector
“Lah emang dia siapa? Dia ini siapa? Organisasi apa? Kok pemerintah yang jelas-jelas, Satpol PP kok? Pemerintah itu jelas organisasinya, struktur sudah jelas, kok bisa takut sama mereka, mereka itu siapa?,” tanya Dudung.
Menurut Dudung, apa yang dilakukan aparat TNI tersebut dianggap sudah sesuai demi memberi rasa aman bagi masyarakat.
Apalagi negara harus hadir untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat tanpa adanya intimidasi dari pihak-pihak tertentu yang ingin menerapkan aturan sendiri.
“Saya tidak ingin ada keresahan-keresahan yang membuat aturan-aturan dia sendiri. Ini negara hukum harus ada ketetapan hukum yang benar,” kata Dudung.
Tumpas debt collector
Mayjen TNI Dudung Abdurachman tegas akan menumpas perilaku premanisme debt collector yang berulah di wilayah Jabodetabek.
Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran untuk tidak memberikan toleransi terhadap aksi premanisme debt collector.
Baca juga: Pangdam Jaya Jelaskan Kronologi Anggotanya yang Dikepung: Tumpas Premanisme Debt Collector
"Tidak ada karena kekuasaan tertentu memanfaatkan pihak-pihak tertentu sehingga menggunakan premanisme termasuk premanisme yang lain seperti geng motor dan sebagainya, rencana kita akan tumpas," kata Dudung saat ditemui di Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur, Senin (10/5/2021).
Hal itu disampaikan Dudung merespons ulah para debt collector yang hendak merampas mobil yang dikendarai anggota TNI ketika hendak mengantar orang sakit.
Dudung mengatakan, tidak ada lagi kegiatan premanisme yang membuat masyarakat resah.
Dudung meminta agar semua pihak menciptakan wilayah Jabodetabek yang tentram, damai, dan masyarakat bisa bebas melaksanakan kegiatan tanpa rasa takut.
Baca juga: Kapolda dan Pangdam Jaya Dampingi Anies Cek Warga yang Baru Tiba dari Mudik Lebaran di Sunter
Ia juga meminta masyarakat untuk segera melapor kepada TNI-Polri apabila terjadi tindak premanisme.
"Laporkan ke TNI-Polri, maka kami akan bantu secepat mungkin untuk membantu masyarakat," kata dia.
Dudung juga mengimbau kepada pihak kreditur untuk memberikan toleransi dan tidak lagi melakukan aksi premanisme saat melakukan penagihan.
Pasalnya, pemerintah sudah memberikan restrukturisasi kredit untuk meringankan beban debitur di tengah pandemi Covid-19.
"Dari OJK ini sudah resmi memperpanjang restrukturisasi kredit hingga Maret 2022. Kebijakan ini diharapkan meringankan debitur di masa pandemi Covid-19," kata Dudung. (*)