Cerita Kriminal
Siapkan Lubang Kuburan, Begini Akal Bulus Tiga Pria Berkomplot Bunuh Rekan Demi Uang Rp 75 Juta
Parsidi (45) tewas di tangan tiga rekannya di kawasan perkebunan Desa Menanti, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim. Pelaku tergiur uang Rp 75 juta.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Mulut korban kemudian langsung di lakban hingga korban susah bernapas dan akhirnya lemas tak berdaya.
Belum puas dengan hal itu, untuk memastikan korban tewas, pelaku kembali mencekik korban dengan kedu tangannya.
Sekuat tenaga korban dicekik hingga tidak bergerak sedikitpun.
"Setelah tidak bergerak, saya baru melepaskan tangan saya," sebutnya.
Agar tidak ada kecurigaan, pelaku kemudian menggendong korban ke dalam kamar.
Dia ditutup dengan menggunakan selimut. Selain itu, pelaku juga membersihkan tubuh korban dari lakban yang ada di mulut.
Usai melakukan aksi kejahatannya, pelaku kemudian keluar dari rumah dengan santai seolah tidak ada kejadian.
Terbongkar dari CCTV
Kasat Reskrim Polresta Barelang Andri Kurniawan mengatakan, kecurigaan polisi awalnya setelah menerima hasil visum dari rumah sakit Bhayangkara Polda Kepri.
Di tubuh Qui Hong terdapat sejumlah tanda-tanda kekerasan seperti tangannya patah dan ada cekikan di leher korban.
"Kecurigaan awal kita bermula dari hasil visum di Rumah Sakit Bhayangkara. Ada sejumlah luka penganiayaan," terang Andri.
Dari sana polisi mulai melakukan pengembangan.
Diketahui, perumahan tersebut adalah perumaan mewah.
Polisi mengecek setiap kamera CCTV yang ada di perumahan tersebut.
Diketahui, korban hanya sendiri dirumah pada pukul 16.00 WIB. Polisi mulai mencocokan waktu dan sejumlah orang yang masuk ke perumahan Everfresh.
"Kita mencocokan setiap orang yang masuk kesana. Kemudian kita pas kan waktu korban sendirian di rumah," sebut Andri.
Ternyata terlihat satu sosok orang yang tidak asing oleh keluarga korban.
Dia adalah Syamsul Arifin, orang yang dulu pernah bekerja bersama ES yang merupakan anak dari korban.
Kecurigaan polisi tertuju kepada Syamsul Arifin.
Polisi merancang strategi dan mengumpulkan semua data tentang pelaku pembunuhan tersebut.
Dan akhirnya pelaku bisa ditangkap di tempt persembunyiannya.
Ternyata pelaku bersembunyi di rumah pamannya yang berada di kawasan Punggur, Kota Batam.
"Kita tangkap di kawasan Punggur. Dia bersembunyi di rumah pamannya," sebut Andri.
Pelaku membunuh korban dengan cara mencekik leher korban. Diduga bagian tangannya patag juga karena aksi penganiayaan yang dilakukan oleh pelaku.
Dapat Hadiah Timah Panas
Diberitakan, Satreskrim Polresta Barelang bersama Polsek Batam Kota menangkap pelaku pembunuhan yang terjadi di Perum Everfresh Batam, Rabu (9/6/2021).
Penangkapan pelaku pembunuhan ini kurang dari 24 jam.
Hal itu dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Andri Kurniawan.
Menurut Andri, pelaku ditangkap di kawasan punggur setelah sempat melarikan diri usai beraksi.
"Barusan pelaku sudah ditangkap, sejauh ini kami masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku," sebut Andri.
Saat dilakukan penangkapan, pelaku sempat melawan petugas. Dengan badannya yang cukup besar pelaku sempat berlari dari kejarang pihak kepolisian.
Namun pelaku akhirnya tumbang setelah polisi menembak kedua kakinya.
"Kita berikan tindakan tegas karena pelaku melawan anggota," lanjutnya.
Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Merasa Puas Usai Membunuh, Arifin Ingin Mantan Bosnya Menderita Selamanya
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Tergiur Uang Pembelian Sawah Rp 75 Juta, 3 Pria di Muara Enim Sekongkol Bunuh Teman, Siapkan Kuburan,