Cerita Kriminal
'Tolong, tolong' Rintihan Bocah di Sumedang, Tangan & Kakinya Dirantai di Rumah yang Hampir Terbakar
"Tolong,tolong," ucap seorang bocah bertubuh kurus dengan suara yang sangat lemah.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
"Waktu saya dan warga temukan sudah dalam kondisi lemah. Telat beberapa menit mungkin wallahu a'lam, karena itu kan pengap tidak ada ventilasi sama sekali di lantai dua," kata Deni saat ditemui TribunJabar.id di Anggrek Regency, Kamis (6/1/2022).
Deni mengatakan kala itu kesulitan membuka rantai di kaki korban.
Warga juga dalam keadaan panik sehingga tidak terpikirkan untuk mengambil alat untuk memotong rantai itu.
Baca juga: Kejamnya Ayah Tiri di Tapanuli, Anak Diikat dan Dibakar Gara-gara Jual Beras Buat Beli Es Krim
"Ya kan itu ada nomor telepon di papan di depan rumah, di bawah tulisan "dijual", saya telpon, mengabarkan rumah terbakar dan seorang anak tersekap. Orang yang ditelepon tersebut memberi tahu bahwa kunci gemboknya ada di dekat TV," kata Deni.
Deni bergegas menghampiri televisi dan menggeledah sekitar benda elektronik itu demi menemukan kunci.
"Ketemu tuh kuncinya, tapi yang bisa dibuka hanya yang bagian kaki. Anak itu buru-buru diselamatkan untuk menghirup udara bersih dahulu, dibawa ke luar rumah," kata Deni.
Deni mengaku sebelum kejadian itu tidak tahu bahwa di rumah tersebut ada seorang anak.
Kata Deni, sang pemilik rumah, meski sering datang seminggu sekali atau dua kali, namun selalu di malam hari.
R Mengalami Kekerasan Fisik
Kepolisian Resor Sumedang, Kamis (6/1/2022), menetapkan S sebagai tersangka.
"Setelah penyelidikan dan penyidikan intensif, kami tetapkan S sebagai tersangka pelaku penyekapan anak di Sumedang Utara," kata Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robyanto, di Aula Tribrata Mapolres Sumedang.
Tak cuma disekap S, berdasarkan hasil visum, pada tubuh anak tersebut ditemukan sejumlah jejak luka akibat hantaman benda tumpul, akibat gigitan, bahkan jejak luka akibat cairan panas.
"Benda tumpul, gigitan, dan siraman minyak panas," kata AKBP Eko Prasetyo Robbyanto.
Baca juga: Perkara Beli Es Krim Rp 2 Ribu, Bocah di Tapanuli Jadi Cacat Seumur Hidup Gara-gara Ulah Ayah Tiri
Kapolres mengungkap, S melakukan penyekapan terhadap anak tersebut karena merasa tidak kuat mengurus.
Anak tersebut diakui pelaku adalah anak sepupunya.