Prabowo Tabur Bunga di Makam Daan Mogot, Ini Profil Sang Pahlawan yang Terlibat Pertempuran Lengkong
Berikut ini profik serta perjalanan karier sang pahlawan tanah air, Daan Mogot.
TRIBUNJAKARTA.COM - Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto menyambangi dan melakukan tabur bunga Taman Makam Pahlawan (TMP) Taruna, Kota Tangerang, Rabu (26/1/2022) pagi.
Kedatangan Prabowo tersebut yakni untuk mengikuti Upacara Peringatan ke-76 Hari Bhakti Taruna.
Dari pantauan langsung di lokasi, Prabowo datang ke TMP Taruna sekira pukul 10.00 WIB langsung menjadi pemimpin upacara.
Upacara yang berlangsung selama 15 menit tersebut ditutup dengan prosesi tabur bunga dimakam para pahlawan Tangerang.
Baca juga: Sambangi TMP Taruna Tangerang, Menhan Prabowo Tabur Bunga di Makam Pahlawan Daan Mogot
Tak terkecuali makam pahlawan Daan Mogot yang gugur dalam peperangan yang terjadi di Tangerang pada masanya.
Lantas siapa sosok Daan Mogot sebenarnya?
Profil Daan Mogot
Daan Mogot adalah satu di antara pahlawan yang turut memperjuangkan kemerdekaan tanah air.
Baca juga: Kenang Jasa Pahlawan, Wamenkumham Ziarah ke Makam Kusuma Bangsa
Daan Mogot berasal dari Manado, Sulawesi utara.
Pria kelahiran 28 Desember 1928 itu merupakan putra dari Nicoolas Mogot dan Emilia Inkiriwing.
Daan Mogot merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara.
Ia memiliki nama lengkap Elias Daniel Mogot, namun lebih sering dipanggil Daan Mogot.
Ayah Daan Mogot merupakan Hakim Besar Ratahan.
Perjalanan Karier
Daan Mogot dikenal sebagai salah satu perjuang kemerdekaan Indonesia.
Dilansir TribunnewsWiki Ia pernah bergabung dalam pembela tanah air (PETA) sebagai pelatih pada 1942-1945.
Pasca selesainya Perang Dunia II, ia dipercaya mengemban tugas sebagai Komandan TKR di Jakarta dengan pangkat Mayor.

Pada November 1945, ia menjadi Direktur Pertama Akademi Militer Tangerang (MAT).
Saat itu, Daan Mogot baru berusia 17 tahun.
Ikut Serta dalam Pertempuran Lengkong
Daan Mogot merupakan pejuang yang ikut terjun langsung pada Pertempuran Lengkong.
Disebut Pertempuran Lengkong lantara lokasinya yang berada di Desa Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong, Tangerang.
Pertempuran itu terjadi pada 25 Januari 1946.
Dalam pertempuran itu memiliki sebuah misi untuk melucuti tentara Jepang.
Misi tersebut tercetus lantaran Daan Mogot dan pasukannya tak ingin didahului oleh serdadu NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang dikabarkan mulai menguasai Parung pada 24 Januari 1946 dan bergerak ke utara untuk menduduki Lengkong.
Daan Mogot bertugas sebagai pemimpin dalam peristiwa itu.
Taruna Militer Akademi Tangerang atau Militaire Academie Tangerang (MAT) datang secara damai ke Lengkong.
Tanpa menunggu lama, Komandan Resimen IV Letkol Singgih memutuskan untuk mendahului NICA guna menjalankan misi melucuti tentara Jepang.
Pelaksana pelucutan ini diserahkan kepada para taruna MAT yang langsung dipimpin Mayor Daan Mogot yang adalah seorang Direktur MAT.
Jabatan
1945-1946: Pendiri/Direktur pertama Akademi Militer Tangerang (MAT)
1944-1945: Staf Markas PETA (Gyugun Sidobu) di Jakarta
1945: Perwira pada Resimen IV/Tangerang (pangkat Mayor)
1943: Anggota Pembela Tanah Air (PETA) angkatan ke-1
1943-1944: Shodancho PETA di Bali
1942-1943: Anggota Seinen Dojo angkatan pertama
Kematian
Daan Mogot meninggal dunia pada 25 Januari 1946 silam di Desa Lengkong, Tangeran Selatan.
Ia meninggal di usianya yang ke-17 tahun.