Lokal Bercerita
Kisah Inspiratif Risma Pasukan Oranye Ancol: Meski Tunarungu-Tunawicara, Bisa Bantu Ekonomi Keluarga
"Dengan keterbatasan beliau, kita tidak sulit berkomunikasi, tidak sulit untuk mengarahkan bagaimana bekerja."
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Sampai Risma duduk di bangku setingkat SMA, Chaterina masih rutin mengantarnya pergi pulang. Selama itu Risma sering berpapasan dengan pasukan oranye di jalanan.
Ketika itulah Chaterina mulai menanyakan ke Risma apakah berminat menjadi petugas PPSU. Gayung bersambut, Risma tertarik akan pekerjaan itu.
Setamat sekolah akhir 2018 silam, Risma mulai mendaftarkan diri menjadi petugas PPSU Kelurahan Ancol.
Lurah Ancol Rusmin berkata, Pemprov DKI Jakarta membuka luas kesempatan bekerja kepada warga tanpa pandang bulu.
"Baik itu disabilitas maupun warga biasa kita tampung sesuai dengan potensi yang sama-sama mereka miliki," ucap Rusmin.
Rusmin kala itu melihat Risma memiliki potensi besar meski kondisinya berkebutuhan khusus.
Sekalipun harus ditemani sang ibunda saat pendaftaran, Risma dinyatakan lolos dalam setiap tesnya.
"Mbak Risma meskipun disabilitas, tetapi kita jaring melalui tahapan tes tertulis, tes praktik di lapangan, dan tes wawancara."
Baca juga: Semangat Tono, Petugas PPSU Penyandang Disabilitas: Bergelut dengan Sampah demi Jakarta Bersih
"Kami menganggap dengan keterbatasan Mbak Risma ini tidak kalah dibandingkan peserta yang lainnya," ucap Rusmin.
Nilai Risma sama kompetitif dan bagusnya dengan peserta normal. Sehingga pihak Kelurahan Ancol menampungnya sebagai anggota PPSU.
"Terbukti beliau menunjukkan kinerja luar biasa, sangat membanggakan, dan patut dicontoh," sambung Lurah.
Ingin Mandiri dan Bantu Keluarga
Di balik maskernya, Risma samar-samar tersenyum, terlihat dari tulang pipinya yang mengembang saat diajak ngobrol di sela-sela jam istirahat.
"Risma kenapa mau bekerja?" tanya salah satu wartawan dengan menunjukkan ponsel kepada Risma.
"Saya tidak mau menganggur, jadi pengen kerja. Mau mandiri dan mau sedikit bantu keluarga," balas Risma.
"Cita-cita Risma sebenarnya apa?," tanya wartawan lagi.
"Mau jadi guru," jawab Risma dalam ketikannya.
Cita-cita Risma yang berkeinginan menjadi guru, secara tidak langsung, telah tercapai.
Baca juga: Sempat Jalan Kaki ke Balai Kota, Kini Jejen Sujana Jalani Tes Calon PPSU Rawa Badak Selatan
Ia telah memberikan pelajaran sekaligus inspirasi bagi banyak orang, bahwa keterbatasan fisik bukanlah alasan untuk berhenti berjuang.
Wanita muda kelahiran 9 Mei 1998 ini terus berupaya berguna bagi sesama, terutama untuk kedua orangtuanya dan itu sudah terjawab.
Selama bekerja sebagai petugas PPSU Kelurahan Ancol, Risma sudah banyak membantu perekonomian keluarga.
Uang gajian hasil bekerja selalu ia berikan ibunya. Risma sebagai anak tak neko-neko, tak pernah menuntut apapun.
"Dibilang membantu menangani perekonomian keluarga ya otomatis. Di samping dia enggak pernah nuntut apapun."
"Gajian dia enggak pernah pegang, selalu dikasih ke saya," ucap Chaterina.
Paling, kalaupun butuh sesuatu, Risma baru menyampaikan ke ibunya. Minta uang jajan misalnya.
Risma tinggal bersama orangtuanya di rumah sederhana di Kampung Japat, Jalan Lodan, RT 04 RW 01 Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.
Di rumah itu selain ibunda dan ayahnya Khaeri, Risma tinggal bersama dua saudara laki-lakinya. Mereka semua menyayangi Risma.
Keluarga berharap Risma terus berkarya baik bagi sesama, khususnya lewat pekerjaannya di Kantor Kelurahan Ancol.
Dukungan Mensos Risma
Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma mendukung kiprah Rismawati sebagai petugas PPSU disabilitas di Kelurahan Ancol.
Bagi Mensos Risma, penyandang disabilitas sama di mata Tuhan.
Sosok Risma yang menginspirasi meski tunarungu-tunawicara harus dijadikan pelajaran bahwa siapapun dapat berjuang demi kehidupannya.
"Tuhan itu sangat adil, karena itu saudara-saudara kami yang disabilitas jangan pernah merasa untuk kurang," kata Mensos Risma di Yayasan Respek Peduli Indonesia, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (9/3/2022).
Menurut dia, penyandang disabilitas harus mendapatkan dukungan penuh supaya mereka dapat menerima dirinya.
Dukungan keluarga, lingkungan, hingga pemerintah penting supaya para penyandang disabilitas bisa terus berkarya dalam kondisi seberat apapun.
"Saya terima kasih kepada temen-temen media yang telah mengangkat sosok Risma. Itu bagi kita adalah penyemangat, karena jumlahnya cukup banyak di Indonesia ini yang mereka disabilitas," kata Mensos.
"Dengan mengangkat mereka, itu akan membantu temen-temen disabilitas lebih percaya diri," sambungnya.
Mensos Risma turut menyoroti banyak penyandang disabilitas saat ini masih "disembunyikan" oleh keluarga.
Tak sedikit yang masih melihat bahwa kekurangan-kekurangan itu ialah aib sehingga merasa malu.
Lanjut Mensos, tepat bagi siapapun untuk membantu para penyandang disabilitas menemukan lagi kepercayaan diri mereka sehingga dapat terus berkarya dan berprestasi.
"Kami punya banyak sekali contoh anak-anak kami yang disabilitas dan saudara kami yang disabilitas. Ternyata justru mereka yang mempunyai semangat yang luar biasa," ucap Risma.
"Bahkan mereka bisa mengejar semua ketertinggalannya dibanding kami-kami yang normal gitu," beber Mensos.