Tak Ada Ampun, Terkuak Korban Kerangkeng Bupati Langkat Terus Disiksa, Hari ke-8 Meregang Nyawa
Terkuak korban kerangkeng manusia milik Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin terus disiksa setiap hari.
TRIBUNJAKARTA.COM - Terkuak korban kerangkeng manusia milik Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin terus disiksa setiap hari.
Hingga pada hari ke-8, korban akhirnya meregang nyawa di dalam kerangkeng.
Hal tersebut terungkap saat Polda Sumut menggelar rekonstruksi kasus kematian korban kerangkeng manusia bernama Abdul Sidik.
Korban tewas diduga akibat penyiksaan pada 22 Februari 2019.
Rekonstruksi tersebut memperlihatkan tiga tersangka yakni Terang Sembiring, Hermanto dan Iskandar menyiksa Abdul Sidik setiap hari.
Baca juga: Ingat Kasus Kerangkeng Manusia Bupati Langkat? Panglima TNI Sebut Ada 10 Anggotanya Jadi Tersangka
Penyiksaan terhadap Abdul Sidik dilakukan sejak korban tiba di kerangkeng manusia setelah diantar keluarganya pada 14 Februari 2019.
Malam pertama, tersangka Hermanto memukul wajah Abdul Sidik berkali-kali ke wajah dan kepala dalam posisi berdiri.

Terang memukul ke arah rusuk ke kanan dan kiri Abdul Sidik.
Tak cuma itu, kekejian tersangka terus berlanjut hingga Abdul terjatuh dan kepalanya terbentur.
"Abdul Sidik lemas setelah dipukul dari sebelah kanan dengan keras mengakibatkan Abdul Sidik terjatuh dan kepalanya terbentur dan tak terbangun lagi," kata Iptu Jonah saat membacakan naskah adegan, Rabu (25/5/2022).
Baca juga: Terkuak Peran Bupati Langkat dan Anak Kasus Kerangkeng Manusia, Ada Tersangka Berstatus Eks Penghuni
Selanjutnya, pada adegan ke lima para tersangka mengambil selang lalu mencambuk punggung Abdul Sidik secara bergantian.
Pada hari kedua di kerangkeng, Abdul Sidik melakukan sikap tobat dengan posisi kepala menempel di lantai sementara Tangi ke belakang punggung sambil setengah berdiri dalam keadaan sakit.
Hari ke tiga berada di kerangkeng korban pun disuruh bergelantungan di jeruji besi.
Baca juga: LPSK Usulkan Kerangkeng Manusia di Langkat Dijadikan Museum Perbudakan
Namun disebut hanya bertahan selama beberapa detik lantaran sakit.
Pada hari ke 5, 6, dan 7 kondisi Abdul semakin melemah dan sempat diobati lukanya.