Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak

Ayah Brigadir J Ceritakan Tak Sopannya Brigjen Hendra Kurniawan Bawa Geromobolan Polisi ke Rumahnya

Namun, cara gerombolan Brigjen Hendra Kurniawan mendatangi rumah orang yang sedang berduka adalah tanpa tata krama dan masih memakai sepatu.

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Acos Abdul Qodir
Tangkapan layar Kompas TV
Orang tua alhamarhum Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, Samuel Hutabarat (kiri) dan Rosti Simanjuntak (tengah) serta adik Brigadir J, Bripda Mahareza Rizky Hutabara, memberikan keterangan sebagai saksi dalam sidang lanjutan perkara pembunuhan berencana Brigadir J dengan terdakwa Kuat Maruf dan Ricky Rizal di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (2/11/2022). 

Menurut Samuel, pihak keluarga sempat menanyakan siapa mereka. Ia juga bertanya mengapa anggota polisi masuk ke rumah orang dengan cara seperti ini.

Mereka masuk ke rumah orang tanpa ada permisi kepada yang punya rumah dan juga tak ada tata krama.

"Kemudian, saya lihat di pintu sebelah sudah mendekat rombongan Pak Brigjen Hendra Kurnian beserta kawan-kawannya. Jadi Pak Hendra mengutarakan kedatangannya untuk menyampaikan kronologi meninggalnya almarhum (Yoshua)," kata Samuel.

Tak lama setelah itu, datanglah Brigjen Hendra.

Kedatangannya itu, bermaksud untuk menyampaikan kronologis kematian Brigadir J hingga Samuel mempersilakannya untuk masuk ke dalam rumah.

Baca juga: Soroti Ferdy Sambo saat Minta Maaf ke Orangtua Brigadir J, Pakar Mikro Ekspresi: Luar Biasa

Namun kata Samuel, Brigjen Hendra tidak hadir sendiri. Ia juga didampingi oleh anggota lain dengan seragam Propam, serta beberapa polisi lainnya.

"Jadi, pas Pak Hendra datang, nanya saya. 'Ibu dan anak-anak mana Pak?', saya panggil. 'Kiranya anak dan istri Bapak di sini untuk dengarkan kronologi kematian Yosua', sedangkan Istri saya masih ada di belakang untuk ganti pakaian, saya panggil dia," tuturnya.

Saat itu, Hendra menyampaikan bahwa Brigadir J tewas karena peristiwa tembak menembak.

Diceritakannya, awal mula peristiwa itu terjadi saat rombongan Putri Candrawathi termaksud Almarhum Yoshua pulang dari Magelang.

Saat itu, diceritakan Hendra bahwa mereka mampir ke rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga untuk PCR.

Namun saat Putri Candrawathi sedang istirahat di kamar, Yoshua diceritakan masuk dan hendak berbuat tidak senonoh kepada Putri, hingga Putri berteriak.

"Jadi, Ibu Putri menjerit, Almarhum keluar dari kamar dalam keadaan panik. Pas di depan pintu kamar utama atau kamar Ibu Putri, dari lantai 2 turun si Bharada E. Dia menanyakan ke Almarhum 'ada apa Bang?' Jadi Almarhum gak jawab dengan omongan, dia langsung cabut senjata dan tembak Bharada E," kata Samuel menceritakan apa yang disampaikan Brigjen Hendra saat itu.

Namun, kata Samuel informasi ini tidak langsung diterima mentah-mentah oleh dirinya dan keluarga.

Ia pun mengaku sempat bertanya ke Brigjen Hendra siapa yang menembak duluan.

"Diserahkanlah omongan itu ke Kasatreskrim kalau gak salah dari Jakarta Selatan. Si Kasat ini lah, yang menerangkan selanjutnya bahwa terjadi tembak menembak. Yang tembak duluan si Almarhum," katanya.

Baca juga: Pengacara Putri Korek Sang Adik soal Kedekatan Brigair J dengan Wanita Lain, Hakim: Apa Kaitannya?

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved