Survei Algoritma: Ketampanan Lebih Dipertimbangkan Pemilih Dibanding Sosok Cawapres untuk 2024

Sosok Cawapres nampaknya tidak terlalu dipertimbangkan para pemilih dalam kontestasi pilpres 2024 mendatang.

Elga Hikari Putra/TribunJakarta.com
Lembaga survei Algoritma Research dan Consulting memaparkan hasil survei terbarunya mengenai proyeksi politik 2023 menuju Pemilu 2024: antara elektabilitas dan resistensi, Senin (23/1/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok Cawapres nampaknya tidak terlalu dipertimbangkan para pemilih dalam kontestasi pilpres 2024 mendatang.

Hal itu terlihat dari hasil survei terbaru yang dilakukan Algoritma Research dan Consulting.

Berdasarkan hasil surveinya, pemilih lebih menempatkan kriteria fisik capres yakni urusan ketampanan atau kecantikan ketimbang siapa sosok yang jadi cawapres ketika ditanya mengenai pertimbangan mereka dalam memilih presiden.

Faktor ketampanan berada di urutan ketujuh dalam pertimbangan responden dalam memilih presiden atau di angka 1.6 persen.

Di bawahnya barulah soal sosok cawapres yang akan didampingi menjadi pertimbangan responden dalam memilih presiden di 2024 dengan perolehan 0,9 persen.

Baca juga: Belum Dideklarasikan PDIP Jadi Capres, Tapi Elektabilitas Ganjar Meroket di Atas Anies dan Prabowo

Adapun pertimbangan paling utama pemilih ketika memilih presiden yakni mengenai program kerja sebesar 47,8 persen.

Kemudian mengenai pengalamannya di pemerintahan sebesar 19,0 persen dan faktor pendidikan 13,4 persen.

"Tiga itu yang menjadi pertimbangan utama masyarakat dalam memilih calon presiden," tutur Direktur Riset dan Program Algoritma, Fajar Nursahid saat merilis hasil surveinya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/1/2023).


Di bawah faktor pendidikan, ada soal rekam jejak 4,5 persen, kesamaan agama 4,1 persen, parpol yang mengusung 2,1 persen, dan kesamaan etnis di urutan terakhir pertimbangan mereka dalam memilih presiden di angka 0,3 persen.

Berharap Capres Merakyat

Lebih lanjut, saat ditanyakan mengenai harapan terhadap sosok calon presidennya, sebanyak 41,1 persen responden memilih yang merakyat.

Kemudian 25,9 persen menginginkan capres yang jujur, disusul 14,5 persen mengenai faktor ketegasan dan 11,1 persen tentang berwibawa disusul mengenai kecerdasan 5,4 persen.

Fajar menjelaskan, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono adalah sosok yang popularitasnya cukup tinggi yakni di atas 60 persen.

Algoritma Research dan Consulting saat merilis hasil survei terbarunya. Dalam surveinya itu disebutkan bahwa Jokowi tak punya pengaruh besar dalam menjadi king maker di Pemilu 2024.
Algoritma Research dan Consulting saat merilis hasil survei terbarunya. Dalam surveinya itu disebutkan bahwa Jokowi tak punya pengaruh besar dalam menjadi king maker di Pemilu 2024. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Terkait elektabilitas capres, Fajar menjelaskan, posisi tertinggi ditempati Ganjar Pranowo sebesar 25,19 persen, disusul Anies Baswedan 18,7 persen dan Prabowo Subianto 16,6 persen.

"Tiga figur dengan elektabilitas tinggi tersebut juga sekaligus sebangun dengan sosok yang populer di mata publik," ujarnya.

Baca juga: Survei Algoritma: Partai Baru Masih Belum Cukup Kuat di Pemilu 2024

Untuk diketahui, survei Algoritma ini melibatkan 1.214 responden yang terbagi secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih.

Hasil survei mewakili pendapat penduduk usia sewasa secara nasional.

Pengumpulan data dilakukan pada 19 sampai 20 Desember 2023 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh 66 enumerator.

Adapun margin of error dalam survei ini berkisar 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved