Cerita Kriminal

Cerita Korban Begal Celurit Merah: Baru Pulang Pacaran Dibacok di Tempat Sepi, HP Raib Dibawa Kabur

Di tengah gelapnya malam, Soleh yang sedang mengendarai motornya tiba-tiba diadang para pelaku yang berboncengan tiga. 

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Acos Abdul Qodir
Kolase TribunJakarta.com
Gus Soleh (21; kiri)) menunjukkan luka bekas sabetan celurit merah di punggung oleh kelompok begal (bawah) di Jalan Inspeksi Kali Sunter, Jakarta Utara. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Gus Soleh (21) menceritakan bagaimana dirinya menjadi korban kebengisan komplotan begal celurit merah yang ditangkap Polres Metro Jakarta Utara.

Soleh menuturkan, dirinya dibacok beberapa kali oleh para pelaku berjumlah tiga orang saat baru pulang dari rumah pacarnya pertengahan Januari lalu.

"Waktu itu saya baru pulang dari rumah pacar saya," kata Soleh, Jumat (10/3/2023).

Soleh hendak pulang ke rumahnya di kawasan Kelapa Gading Barat usai berkunjung dari kediaman pacarnya di wilayah Koja.

Jalur pulangnya melewati Jalan Inspeksi Kali Sunter, yang pada saat kejadian sedang sepi-sepinya. 

Di tengah gelapnya malam, Soleh yang sedang mengendarai motornya tiba-tiba diadang para pelaku yang berboncengan tiga. 

Tanpa basa basi, salah satu pelaku langsung membacok punggung Soleh dan merampas handphone miliknya.

"Mereka halangin saya dan langsung membacok, kemudian mengambil handphone saya," kata Soleh. 

Baca juga: Polsek Cipayung Diteror OTK Bawa Dua Parang, Incar Anggota Berpakaian Dinas

Soleh yang sudah berlumuran darah akhirnya ditolong warga setempat dan dilarikan ke rumah sakit.

Dirinya mengalami luka bacok di bagian punggung yang sampai menembus paru-paru. 

Beruntung, luka akibat dibacok celurit merah itu tak sampai fatal.

"Ini lukanya di punggung, kena paru-paru tapi nggak sampai parah. Sempat dirawat saya tapi sudah bisa aktivitas normal lagi," tuturnya. 

Baca juga: Korban Pemalakan Preman di Tomang Belum Lapor Polisi, 4 Pelaku Bakal Diserahkan ke Dinsos Jakbar

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Iverson Manossoh mengatakan, komplotan begal celurit merah ini memang terkenal sadis setiap menjalankan aksinya.

Komplotan beranggotakan tiga orang pemuda ini tak segan-segan membacok korban apabila ada perlawanan. 

"Bagi korban yang menurut pelaku melawan, salah satu dari pelaku yang membacok korban ini akan melakukan kekerasan dengan senjata tajam," kata Iverson. 

Iverson mengatakan, ketiga pelaku ini setidaknya sudah beraksi sebanyak 15 kali di wilayah yang berbeda. 

Belasan TKP pembegalan tersebut seluruhnya di wilayah Jakarta Utara, sebagian besar di sekitar Koja dan Tanjung Priok. 

"Mereka sudah beraksi di 15 TKP di wilayah hukum Polres Metro Jakarta Utara, sebagian dilaporkan di Polsek Tanjung Priok dan di Polsek Koja," kata Iverson.

Komplotan begal sadis celurit merah tertunduk lesu saat digiring ke Mapolres Metro Jakarta Utara, Kamis (9/3/2023).
Komplotan begal sadis celurit merah tertunduk lesu saat digiring ke Mapolres Metro Jakarta Utara, Kamis (9/3/2023). (Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com)

Para pelaku sudah beberapa kali melukai korbannya dengan celurit merah yang mereka bawa setiap kali beraksi. 

Selain terluka parah, para korban kebengisan kawanan begal ini juga kehilangan harta benda mereka, terutama handphone.

Ketiga pelaku kini sudah diamankan di Mapolres Metro Jakarta Utara dan dijerat pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.

Dalam proses penangkapan Kamis (9/3/2023), komplotan celurit merah ini hanya bisa pasrah saat ditubruk dan diborgol petugas.

Anggota Unit Resmob di bawah pimpinan Kepala Unit AKP Andry Suharto tanpa banyak bicara langsung menggedor rumah kediaman para pelaku dan membekuk bandit jalanan ini. 

Satu per satu begal sadis yang tak segan-segan melukai korbannya ini dijatuhkan ke lantai dan diinterogasi sebentar sebelum akhirnya digiring ke Mapolres Metro Jakarta Utara.

Mereka yang ditangkap masing-masing ialah Ariyanto alias Komeng (21), Putra Simbolon (19), dan Simon Siregar (19). 

Baca juga: Begal Beraksi di Jalan Abdul Wahab Sawangan Depok, Acungkan Sajam ke Pengendara Motor Melintas

Saat dibekuk, Simon mengakui peran masing-masing komplotannya saat membegal korban Gus Soleh.

"Saya yang bawa motor Pak, kalo dia (Putra) yang ngancam," kata Simon di lokasi penangkapan. 

"Yang bacok siapa?," desak anggota polisi. 

"Komeng," sahut Simon lagi. 

Pesta Sabu Habis Bacok Korban

Adapun setelah membacok Gus Soleh di wilayah Rawa Badak Utara, tiga bandit jalanan ini langsung menjual handphone rampasannya seharga Rp 500.000.

Uang hasil menjual handphone korban itu langsung dibelikan sabu di Kampung Bahari.

"Habis ngebacok itu kita langsung ke Bonpis (Kebon Pisang, kawasan Kampung Bahari) buat beli sabu," kata Komeng. 

Menurut Komeng, uang Rp 500.000 hasil menjual handphone langsung dibagi tiga dengan pelaku lainnya Putra dan Simon. 

Komplotan celurit merah ini membagi rata uang tersebut yang masing-masing mendapatkan Rp 150.000.

"Kita cak rata, masing-masing pego (Rp 150 ribu), terus sisa gocap lagi buat makan-makan," ucap Komeng.

Baca juga: Terungkap di Rekonstruksi: AG Ikut Merekam Aksi Penganiayaan David Pakai HP Mario Dandy

AKBP Iverson Manossoh menambahkan, setelah menangkap para pelaku, polisi juga mengetes urine mereka.

Hasilnya, dua dari tiga pelaku, yakni Putra dan Simon, positif mengonsumsi amfetamin.

"Dari hasil tes urine terhadap ketiganya, dua dari antara tiga pelaku, positif menggunakan narkoba. Lebih jauh kami akan terus mendalami bagaimana ketiga orang ini memperoleh narkoba," ucap Iverson.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved