Anak Petinggi Polri Tabrak Pelajar

Kasat Lantas Jaksel Temui Keluarga Pelajar yang Tewas Ditabrak Anak Petinggi Polri Jam 10 Malam

Kakak korban berinisial N mengatakan, Kompol Bayu datang ke kediamannya pada Kamis (30/3/2023) malam.

TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR
Kasat Lantas Polres Tangsel, AKP Bayu Marfiando di Pos Bitung, Curug, Kabupaten Tangerang, Jumat (7/5/2021). Saat ini Bayu berpangkat Kompol dan menjadi Kasat Lantas Polres Jakarta Selatan. Ia mendatangi keluarga pelajar yang menjadi korban tertabrak pengemudi mobil yang diduga anak petinggi Polri, jam 10 malam. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR MINGGU - Keluarga pelajar berinisial MSA (18) yang tewas ditabrak pengemudi mobil Mercedes-Benz (Mercy) kaget ketika Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Bayu Marfiando mendatangi rumah mereka.

Kakak korban berinisial N mengatakan, Kompol Bayu datang ke kediamannya pada Kamis (30/3/2023) malam.

Ia menyebut Kompol Bayu datang bersama jajarannya yang berjumlah empat orang.

"Kemarin Kasat datang tiba-tiba. Malam Jumat atau Kamis malam. Sama jajarannya empat orang. Sekitar jam 10 atau jam 11 malam," kata N kepada TribunJakarta.com, Minggu (2/4/2023).

Kedatangan Kasat Lantas, jelas N, adalah untuk menjelaskan kepada keluarga korban bahwa kasus kecelakaan yang menewaskan MSA tengah diproses.

Namun, menurut N, penjelasan itu disampaikan setelah pemberitaan kasus ini viral.

"Tujuan awal hanya menjelaskan saja sih, menjelaskan kalau misalkan sudah melakukan proses setelah berita naik di media," ujar dia.

"Setelah ramai di media baru dia datang. Itu juga kami kaget. Loh kok jamnya jam segini, jam kami istirahat," tambahnya.

Baca juga: Pelajar Tewas Ditabrak Anak Petinggi Polri, Kakak Korban: Polisi Hanya Menyudutkan

Sementara itu, Kompol Bayu Marfiando mengatakan, kedatangannya ke rumah keluarga korban bukan karena pemberitaan yang viral di media.

Ia menuturkan, kedatangannya adalah untuk menjelaskan terkait proses penyelidikan kasus kecelakaan tersebut.

"Kedatangan saya ke situ sebetulnya menjelaskan bahwa prosesnya itu sudah sejauh mana. Jadi tujuannya itu. Bukannya kita takut atau setelah viral, nggak juga. Karena dia viralin ya kita harus jawab. Karena beberapa kali dipanggil ke Polres kan beliau mungkin belum ngerti," kata Bayu saat dihubungi TribunJakarta.com.

Peristiwa kecelakaan maut yang menewaskan MSA terjadi di Jalan Margasatwa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (12/3/2023) dini hari sekitar pukul 02.20 WIB.

Adapun pengemudi Mercy yang menabrak korban hingga tewas yaitu berinisial MMI. Ia diduga anak petinggi Polri.

N menuturkan, polisi tidak memperlihatkan rekaman CCTV dari berbagai arah yang menampilkan peristiwa kecelakaan.

Kapolsek Cipayung AKP Bayu Marfiando saat memberi keterangan terkait kasus pembacokan pegawai SMANU MH Thamrin, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (6/7/2022).
Kapolsek Cipayung AKP Bayu Marfiando saat memberi keterangan terkait kasus pembacokan pegawai SMANU MH Thamrin, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (6/7/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Padahal, berdasarkan pengamatannya, terdapat banyak CCTV di tempat kejadian perkara (TKP).

"Kita nggak dikasih semua CCTV dari semua arah. Sedangkan aku lihat itu jalan raya besar dan setiap titik itu ada CCTV. Kita nggak dikasih CCTV dari arah situ, sama sekali nggak dikasih," kata N.

N mengungkapkan, satu-satunya CCTV yang ditunjukkan hanya menampilkan kendaraan lalu lalang dan tidak memperlihatkan saat terjadi kecelakaan.

"Hanya aku yang diperlihatkan. Tapi tidak menunjukkan pas tabrakan itu. Hanya banyak mobil lalu lalang saja, nggak ada pada saat kejadian. Sedangkan di situ banyak sekali CCTV, itu kan jalanan lumayan besar," ujar dia.

Oleh karena itu, keluarga korban akan mengadu ke Propam Polri untuk bertanya terkait rekaman CCTV di TKP.

"Kita mau ke Propam untuk mencari tahu itu, kenapa CCTV dari arah kanan kiri, sana sini, itu nggak dikasih lihat ke kita," ucap N.

Selain Propam, keluarga korban juga berencana mengadu ke Kompolnas dan Komnas HAM.

"Kalau dari keluarga itu, Senin itu kemungkinan kita maju ke Propam. Mungkin selanjutkan akan ke Kompolnas dan Komnas HAM," kata N.

N berharap dengan mengadu ke Propam, Kompolnas, hingga Komnas HAM kasus kecelakaan yang menewaskan adiknya cepat ditangani.

Saat ini, kasus kecelakaan tersebut ditangani oleh Satlantas Polres Metro Jakarta Selatan.

"Dipercepat (penanganan kasus), dan yang kemarin salah bikin laporan itu, itu mau kita laporkan semua," ujar dia.

Berdasarkan informasi yang diterima N dari kepolisian, penyidik masih mencari saksi-saksi guna membuat terang kasus ini.

"Kalau untuk perkembangan, sejauh ini memang masih dalam proses penyelidikan kalau dari polisi. Polisi juga lagi mencari saksi-saksi, penguatan saksi, kemudian saksi untuk pengukuran TKP dan lain-lain," ungkap N.

Kantor LPSK yang terletak di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (17/4/2018)
Kantor LPSK yang terletak di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (17/4/2018) (TribunJakarta.com/Nawir Arsyad Akbar)

Di sisi lain, keluarga korban akan meminta perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Peristiwa kecelakaan maut yang merenggut nyawa MSA terjadi di Jalan Margasatwa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (12/3/2023) dini hari sekitar pukul 02.20 WIB.

"Iya pastinya (minta perlindungan LPSK)," kata N.

Rencananya, N dan keluarga serta didampingi kuasa hukum akan mendatangi LPSK pada Senin (3/4/2023), setelah mengadu ke Propam, Kompolnas, dan Komnas HAM pada hari yang sama.

"Insya Allah sih di hari yang sama, karena itu kan lumayan makan waktu ya. Takutnya agak malam. Tapi dipastikan ke semua lembaga itu," ujar dia.

Alasan pihak keluarga korban meminta perlindungan LPSK tak terlepas dari latar belakang pelaku berinisial MMI yang diduga anak petinggi Polri.

"Takutnya kita kan butuh perlindungan juga, maksudnya ini kan anak dari siapa siapa, gitu kan," ucap N.

Sebelumnya, pihak keluarga korban telah melaporkan peristiwa kecelakaan itu ke Polres Metro Jakarta Selatan.

Laporan itu teregistrasi dengan nomor LP/127/III/2023/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya.

Saat kejadian, korban MSA dan temannya berinisial SBA tengah berboncengan sepeda motor Honda Vario berpelat nomor B 4454 SRT.

Namun, secara tiba-tiba motor tersebut ditabrak mobil Mercedes-Benz berpelat nomor D 1127 DQ.

"Iya betul, adikku dibonceng. (Pengemudi Mercy) mau kabur, terus dikejar sama ojol. Terus dia berhenti," ungkap N, Jumat (31/3/2023).

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Bayu Marfiando mengatakan, kecelakaan itu bermula saat pengendara motor menerobos lampu merah.

Hingga saat ini, penyidik Satlantas Polres Metro Jakarta Selatan juga telah memeriksa tujuh orang saksi terkait kecelakaan yang menewaskan MSA.

"Sejauh ini kesimpulannya bahwa motor ini menerobos lampu merah. Jadi menyebabkan kecelakaan," ujar Bayu.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved