Tiap Tahun Angkanya Terus Menurun, Wali Kota Tangerang Bercita-cita Wilayahnya Bebas Kasus Stunting

Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah menugaskan, seluruh OPD harus mengambil  peran sesuai dengan tupoksinya, sehingga target stunting ini dapat

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Acos Abdul Qodir
TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah saat ditemui di Puspemkot Tangerang, Senin (20/3/2023). Ia mengimbau kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Tangerang tidak terbiasa dengan gaya hidup berlebihan.  

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Kasus stunting di Kota Tangerang terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.

Kendati demikian, Pemerintah Kota Tangerang tetap menargetkan wilayahnya bebas dari kasus stunting.

Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang berhasil menekan angka stunting 3,5 persen, dari 15,3 persen pada 2021 menjadi 11,8 persen pada 2022.

Angka di atas termasuk terendah di Provinsi Banten.

Baca juga: Pemprov DKI Pastikan Seluruh Balita Stunting Dapat Jaminan Sosial

Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah menugaskan, seluruh OPD harus mengambil  peran sesuai dengan tupoksinya, sehingga target stunting ini dapat tercapai.

"Walaupun Kota Tangerang termasuk terendah masalah stunting se-Provinsi Banten, tapi dengan berbagai program dan ikhtiar yang dilakukan, Pemkot Tangerang tetap targetkan permasalahan stunting di Kota Tangerang dapat selesai secara optimal," ujar Arief dalam keterangannya, Rabu (17/5/2023)

Sementara Kepala DP3AP2KB Kota Tangerang, Jatmiko menuturkan, pihaknya pada 2022 dalam penanganan stunting membentuk 754 Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di 13 kecamatan.

Terdiri dari Kader PKK, Tenaga Kesehatan dan Kader KB, yang bertugas mendampingi keluarga berisiko stunting.

Sasarannya calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, bayi dua tahun (baduta) dan bayi lima tahun (balita).

Baca juga: Pemkot Bekasi Berencana Bangun Kompleks Rumah Ibadah Lintas Agama

Disamping itu, DP3AP2KB juga memiliki program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia (BKL).

Ada juga program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) yang juga dikuatkan beserta akses pelayanan keluarga berencana.

"Dalam pergerakannya, DP3AP2KB fokus akan pada pencegahan ataupun pola asuh yang nantinya akan berpengaruh pada perbaikan asupan gizi dan penurunan infeksi hingga angka stunting tertangani dan tidak meningkat," jelasnya.

Kepala Dinkes Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni menambahkan, pihaknya telah menggunakan aplikasi SiData untuk melakukan pendataan anak berstatus stunting dengan terinci, yakni by name by address.

"Sehingga, intervensi yang disiapkan akan lebih sesuai target yang dibutuhkan mereka anak, keluarga atau lingkungan berstatus stunting," ungkap Dini.

Ilustrasi stunting
Ilustrasi stunting (net/um-surabaya.ac.id)
Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved