Viral di Media Sosial
Konsumen Ini Bikin Pedagang Busana Ngucap Istigfar Lalu Tak Berhenti Menangis, Ayah Sampai Tak Kenal
Seorang pedagang busana Muslim menangis histeris sambil memeluk erat konsumen di depannya. Sesekali ia menepuk-nepuk punggung konsumennya itu.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM - Wanita tua di depannya bukan siapa-siapa. Tapi dia bagi Fitri Isnaeni sudah seperti neneknya. Tak terasa sudah delapan tahun Fitri tinggal bersama si nenek di rumahnya.
Hati Fitri berdebar di hari ia harus jujur mengungkapkan isi hatinya untuk izin pulang barang sebulan ke kampung halamannya di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah.
"Baiklah, kamu atur sendiri kepulanganmu. Kapan pun boleh," ucap si nenek yang tidak lain majikannya itu.
Tangan si nenek langsung mengusap lembut kepala Fitri yang tertutup tudung merah muda, menganggapnya sudah seperti anak sendiri. Fitri bersimpuh di depan si nenek sambil menangis.
Satu sisi berat meninggalkan si nenek yang kesehariannya selalu Fitri urus. Tapi di sisi lain, hatinya seperti ditonjok jika mengingat ucapan ayahnya berhari-hari lalu.
"Sudah 8 tahun kamu di Taiwan, mau sampai kapan nak? Bapak kangen. Bapak enggak butuh uangmu. Yang bapak mau, hanya ingin ditemani kamu di masa tua bapak," ucap sang ayah.
Baca juga: 10 Tahun Rawat Sha Wang Akhirnya Pisah, Terungkap Perjuangan Siti TKI Pastikan Anak Majikan Bahagia
Fitri yang semula semringah mendadak kaget mendengar ucapan ayahnya. Sebisa mungkin ia memasang wajah seolah tidak ada apa-apa, meski tidak demikian dengan hati kecilnya.
"Doakan bapak panjang umur ya nak, biar bisa menunggu sampai kamu pulang dan ketemu lagi," imbuh sang ayah.
Beres ngobrol via video call dengan ayah di pekan kedua bulan Mei 2023, Fitri menangis sejadi-jadinya di kamar.
Ia masih terbayang ayahnya yang usianya sudah 70 tahun lebih itu menangis dengan penuh harap sambil menghela napas panjang bisa segera bertemu dengannya.
Sedikit orang yang bisa seperti Fitri. Jauh merantau di negeri orang, tak hanya harus terpisah dari sang ayah tapi juga suami, anak perempuan, dan kakak-kakaknya.
Fitri yang sehari-hari bekerja sebagai perawat lansia tetap juga harus mencari pekerjaan sampingan, seperti menyisihkan barang rongsokan untuk dijual dan uangnya ditabung untuk keluarga di kampung.
"Lebih baik miskin di perantauan daripada miskin di kampung. Karena hidup di kampung lebih kejam. Semiskin-miskinnya di perantauan, orang sekitar tidak akan peduli dan bodo amat."
"Tapi kalau di kampung orang kaya saja kadang jadi bahan gibahan tetangga kanan kiri, apalagi orang miskin," tulis Fitria di salah satu postingan video di akun TikToknya.
Menjelang kepulangannya ke Tanah Air, Fitri mempersiapkan segalanya seperti membeli koper antimaling, koper yang sudah lama ia idam-idamkan.
Ayah Sedikit Protes
Waktu yang dinanti-nantikan akhirnya tiba juga. Setelah 8 tahun di Taiwan, Fitri tiba di Indonesia dan orang pertama yang dipeluknya begitu erat adalah anak gadisnya, lalu suaminya.
Rindu, haru, sedih dan senang campur aduk dalam pertemuan Fitri dengan anak dan suaminya di Bandara Soekarno-Hatta seperti dalam postingan videonya pada Jumat (9/6/2023).
Sesekali ia merapikan rambut lalu mengusap wajah putrinya yang basah karena air mata.
Di hari ke rumah ayahnya, Fitri datang tanpa kabar karena ingin memberi kejutan. Wajahnya sengaja ia tutupi menggunakan masker hitam tanpa lupa membawa paper bag kemungkinan buah tangan.
Baca juga: Reaksi Ayah di Taiwan Anak Disabilitasnya Dibawa TKW ke Indonesia, Sedih Tapi Tak Punya Pilihan Lain
Tiba di rumah ayahnya, Fitri berpura-pura bertanya. Kebetulan sang ayah sedang duduk di pintu samping rumah.
"Assalamu'alaikum. Bapak Sanip aya?" tanya Fitri dengan bahasa Sunda berdasar postingan videonya seminggu lalu.
"Kamu siapa" tanya balik ayahnya yang belum mengetahui orang di depannya adalah putrinya.
Mendadak sang ayah berdiri setelah Fitri membuka masker lalu memeluknya begitu erat, begitu lama setelah delapan tahun tak bertemu.
Selagi mendekap Fitri, sang ayah bertanya kapan putrinya itu tiba ke Indonesia. Entah masih terharu, bukan Fitri tapi suaminya yang ada di belakangnya yang menjawab pertanyaan bapak mertuanya.
Sang ayah sedikit protes karena Fitri tak mengabarkan jika ingin pulang, "Pulang enggak bilang-bilang."
Suami Fitri lalu membalasnya, "Memang sengaja karena mau kasih kejutan ke bapak. Pokoknya sudah sampai rumah saja."
Asal tahu saja, Majenang tempat Fitri berasal adalah satu dari sekian kecamatan di Cilacap bagian barat yang warganya bertutur bahasa Sunda, selain Dayeuhluhur, Wanareja, Kedungreja, Patumuan, Cimanggu dan Karangpucung.
Warga di wilayah tersebut berbahasa Sunda karena di masa lampau masuk kawasan Kerajaan Sunda Galuh. Tak heran wilayah-wilayah itu disebut sebagai Sunda Kecil di perbatasan Jawa Tengah.
Sampai Nyebut Istigfar
Setelah mengejutkan ayahnya, giliran Fitri mengeprank kakaknya yang membuka toko busana muslim. Kali ini ia datang dengan berpura-pura menjadi konsumen.
Ia menyempatkan melihat-lihat dulu busana muslim yang dipajang di toko, sementara kakaknya menganggap orang di depannya konsumen biasa.
Barulah keharuan sang kakak pecah setelah Fitri membuka maskernya.
"Astagfirullah alazim," teriak sang kakak yang spontan mendekat sambil mengulurkan tangannya untuk mendekap adiknya yang sudah lama tak bertemu.
Baca juga: Setelah Pernah Dianggap TKW, Alissa Wahid Anak Gus Dur Kini Dibuat Kagum Lihat Sikap Petugas Bandar
Bukan Fitri, tapi kakaknya yang menangis histeris sambil memeluk erat adiknya. Sesekali sang kakak menepuk-nepuk punggung adiknya dengan terus menangis.
Lain waktu, Fitri kembali memberikan kejutan ke kakak pertamanya yang juga membuka toko pakaian sekolah. Kali ini berpura-pura menjadi teman suaminya yang ingin memesan seragam sekolah.
Si kakak heran melihat adik iparnya datang bersama seorang perempuan berkerudung. "Ari, ini siapa Ar?" tanya kakak ipar tentang si wanita kepada Ari.
"Teman, mau pesan seragam. Sebentar lagi kan mau tahun ajaran baru," jawab Ari.
Masih belum sadar, si kakak sesekali memperhatikan wanita berkerudung yang datang bersama Ari karena penasaran. Sementara Fitri dari balik masker hanya tertawa kecil.
Si kakak bertanya lagi kepada si konsumen. "Mau buat sendiri apa mau buat sekolahan," tanyanya kemudian.
"Mau buat sendiri," jawab Fitri.
Sejurus kemudian Fitri membuka masker hitam yang menutup separuh mukanya. Sang kakak masih belum sadar meski sempat menengok ke wajah Fitri. Kali kedua ia tersadar yang sedari tadi berdiri di depannya adalah adiknya.
"Astagfirullah alazim," ucap sang kakak terkejut lalu menangis sesegukan dan memeluk erat adiknya.
Fitri mengaku belum kepikiran untuk jalan-jalan selama di Cilacap tapi malah memilih menghabiskan waktu bersama keluarganya, terutama dengan ayahnya.
"Karena bapak lebih suka kumpul-kumpul keluarga di rumah katanya. Jadi ya ngikut kata bapak aja," ucap Fitri kepada TribunJakarta.com pada Minggu (19/6/2023).
Sebenarnya, di tahun kelima bekerja di Taiwan, Fitri sudah merencanakan untuk izin pulang ke Cilacap kepada majikannya namun terganjal pandemi Covid-19.
"Bukan tidak bisa pulang. Sebenarnya di tahun ke 5 ada rencana mau cuti tapi karena terhalang Covid-19 jadi gagal dan sampai sekarang akhirnya baru ada kesempatan pulang nengok keluarga," beber dia.
Selama di Taiwan, Fitri memang sudah matang untuk memberikan kejutan untuk keluarganya ketika kembali ke kampung.
"Semuanya kaget dan tidak ada yang menyangka karena saya hanya kasih kabar ke suami saja," ungkap Fitri.
Fitri pun tak lupa berziarah ke makam ibunya yang sudah meninggal 32 tahun lalu. Ia mengaku selama hidup belum pernah sekalipun melihat langsung wajah ibunya.
Berbekal sapu lidi dan kantong keresek berisi bunga, Fitri didampingi suaminya begitu semangat menuju makam ibunya.
Selagi Ari suaminya menyapu daun-daun kering, Fitri menaburkan bunga-bunga di makam. Ia perlahan menuangkan air lalu membasuh nisan ibu. Selesai itu keduanya berdoa.
Bagi Fitri, waktu di kampung sangat berharga. Setelah keliling ke rumah ayah dan menemui satu per satu kakak-kakaknya, ia tak lupa menemui ibu mertuanya sambil membawa oleh-oleh.
Sekian lama terpisah jarak dan waktu, ketika dekat Fitri benar-benar menghabiskan waktu khusus dengan anak perempuannya.
"Alhamdulillah semua terlewati bisa berkumpul lagi dan bisa sedikit mengobati rasa rindu," ucap Fitri di salah satu postingan videonya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
| DJ Donny Sepakat Roy Suryo Cs Dipenjara, Asal Ijazah Jokowi Terbukti Benar-benar Asli |
|
|---|
| Kini Jadi Ketum Pro Gibran, Firdaus Oiwobo Serang Roy Suryo Cs: Dasar Hukum Makzulkan Gibran Gak Ada |
|
|---|
| Terungkap! Motif Uang Rp4 Juta di Balik Pembunuhan Sadis Pria AN di Bojonggede |
|
|---|
| Penabrak Mahasiswa UGM Christiano Tarigan Divonis 1 Tahun 2 Bulan, Tangis Haru Keluarga Pecah |
|
|---|
| Disemprot KDM, Orangtua Korban Tamparan Guru Dapat Serangan Balik, Orang Nomor 1 Jabar Membela |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Fitri-memeluk-kakaknya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.