Siswa Korban Bully Kehilangan Kaki

Siswa Diduga Korban Bully yang Diamputasi Sempat Merangkak Kesakitan, Tapi Tak Ada yang Tolong

FAA siswa yang diduga jadi korban bullying di Bekasi hingga berujung diamputasi, sempat merangkak kesakitan usai jatuh diselengkat. Tapi tak ditolong

|
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Pebby Adhe Liana
Kolase Wartakotalive.com/Istimewa
FAA (12) siswa SD yang menjadi korban bullying atau perundungan terhadap lima teman sekelasnya di Tambun Selatan, Bekasi, kini harus amputasi kaki, Selasa (31/10/2023) 

"Mereka bercanda-bercanda, main terus jajan, jadi kalau untuk perundungan kayanya terlalu jauh," terang dia. 

Beberapa hari setelah insiden itu, FAA memang dikabarkan sakit pada kakinya. Bahkan dia harus mendapatkan perawatan intensif. 

Pihak sekolah lanjut Sukaemah, tetap memenuhi hak belajar FAA sampai dia dinyatakan lulus sekolah dasar dan lanjut ke sekolah tingkat menengah. 

"Ujian kami ke rumahnya, masuk SMP juga lewat kita jadi semua kita fasilitasi, sampai dia masuk SMP 4 kita dampingi," terangnya. 

Sosok FAA lanjut Sukaemah, merupakan siswa yang aktif dan pintar.

Hal ini yang mendasari argumennya bahwa tidak ada perundungan di sekolah. 

"F itu anak pintar anak cerdas, pasti kalau diinikan temannya pasti lapor sama Bu Gurunya, tapi selama ini enggak ada," tegasnya. 

Meski begitu, pihak sekolah tetap menghormati proses hukum yang telah dilayangkan orang tua FAA ke Polres Metro Bekasi terkait dugaan bullying

"Sudah masuk ke kepolisian, mungkin nanti diproses hukum ya nanti di kepolisian," jelas dia. 

DPRD Kabupaten Bekasi Pantau Perkembangan Kasus 

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi M. Nuh melakukan klarifikasi secara langsung ke SDN Jatimulya 09, dia meminta penjelasan terkait kabar dugaan bullying

"Ada dugaan perundungan kalau bahasa sekarang bullying di SDN 09 Jatimulya, terus terang saya baru tahu tapi ya kemudian saya coba secepatnya klarifikasi bertanya kepada pihak sekolah," kata M. Nuh. 

Dalam kesempatan ini, pihak terkait seperti Dinas Pendidikan (Disdik) serta Kementerian Pendidikan Kebudayaan turut hadir meminta klarifikasi. 

Menurut Nuh, kasus ini telah dilaporkan ke kepolisian dan akan terus dipantau. Dia berharap, semua pihak dapat saling melindungi hak anak. 

Sebab, baik korban dan terduga pelaku sama-sama anak yang harus dilindungi dan dipenuhi hak pendidikannya. 

"Karena kasian sekolah ini juga masih banyak anak-anak yang perlu dibimbing dan dibina jangan sampai anak-anak secara mental jadi terganggu," terangnya. 

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved