Sempat Ungkap Ambruknya Psikis 200 Tenaga Medis Ke Rakyat AS, Direktur RS Al-Shifa Ditangkap Israel

Tentara zionis Israel menangkap Muhammad Abu Salmiya dua hari jelang kesepakatan gencatan senjata yang dilaksanakan pada Jumat (24/11/2023).

|
Twitter @adham922
Direktur RS Al-Shifa di Gaza, Palestina, Muhammad Abu Salmiya. (1) 

"Ini pesan kemanusiaan kepada dunia, terkhusus untuk rakyat Amerika agar mau menekan pemerintahanya dan siapapun di dunia untuk menyetop pembunuhan ini," tegasnya.

Salmiya pun menceritakan kondisi para tenaga medisnya.

Dengan segala kekhawatirannya pada keluarga di rumah yang setiap saat bisa menjadi korban, ratusan tenaga medis Al-Shifa tetap bertugas.

Tidak jarang kekhawatiran itu terjadi. Dokter maupun perawat menerima jenazah yang ternyata adalah keluarganya.

"Ini situasi yang sangat buruk, selama 35 hari para petugas medis tidak pulang ke rumah. Mereka dalam kondisi psikologis yang sangat sulit."

"Mereka sangat khawatir dengan keluarga mereka di luar rumah sakit. Beberapa tenaga medis juga menerima anak, istri, ibu dan ayah mereka yang tewas," papar Salmiya.

Direktur RS Al-Shifa di Gaza, Palestina, Muhammad Abu Salmiya.
Direktur RS Al-Shifa di Gaza, Palestina, Muhammad Abu Salmiya.

Salmiya menjelaskan, di tengah kondisi apapun, tenaga medis tetaplah tenaga medis.

Mereka menomorsatukan pasien dibanding dirinya sendiri.

"Ini sangat jelas, menjadi masalah bagi siapa saja yang bekerja dalam sektor kesehatan. tapi kita tidak punya pilihan selain merawat mereka yang sakit dan terluka."

"Tapi tentu saja kita manusia, kita punya perasaan, kita punya anak, punya istri, ayah, ibu."

"Kemarin, seorang doktor ortopedi kita, istri dan dua anaknya tewas."

"Para dokter dan perawat di unit gawat darurat juga sering syok karena pasien yang datang ternyata ayah mereka, ibu mereka." 

"Ada 200 tenaga medis dan tentu saja, kondisi ini mempengaruhi psikologi mereka," ungkap Salmiya.

Direktur RS Al-Shifa di Gaza, Palestina, Muhammad Abu Salmiya. (1)
Direktur RS Al-Shifa di Gaza, Palestina, Muhammad Abu Salmiya. (1)

Salmiya pun harus mendampingi para tenaga medisnya. Sebagai pemimpin pikirannya terecah, selain merawat pasien, dia juga tidak boleh meninggalkan para tenaga medisnya.

"Saya sang direktur rumah sakit, harus selalu ada di samping mereka. Namun pada akhirnya kita tetaplah manusia yang memiliki perasaan, emosi. Kita juga seorang ayah, kita memiliki ibu, kita memiliki anak. Kita merasa lelah."

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved