Horornya Penyiksaan Tentara Israel di Jalur Aman Gaza: Warga Palestina Ditelanjangi, Nengok Ditembak

Warga Palestina yang fokus menyelamatkan diri, disiksa, dipermainkan secara kekerasan hingga pembunuhan oleh para tentara Israel.

MOHAMMED ABED / AFP
Orang-orang yang membawa beberapa barang miliknya mencapai Jalur Gaza tengah melalui jalan Salah al-Din dalam perjalanan ke bagian selatan daerah kantong Palestina pada tanggal 5 November 2023. Selebaran yang dijatuhkan oleh tentara Israel pada tanggal 5 November, mendesak warga Kota Gaza untuk mengungsi ke selatan antara pukul 10 pagi (0800 GMT) dan 14:00 (1200 GMT), sehari setelah seorang pejabat AS mengatakan setidaknya 350.000 warga sipil masih berada di dalam dan sekitar kota yang sekarang menjadi zona perang perkotaan. 

Menyusuri jalan dengan mayat bergelimpangan saja sudah menusuk psikis mereka.

Saat sampai di sebuah pos yang dijaga Tentara Israel, Abdullah Al-Samouni (24) ditahan dan dipinggirkan ke parait hingga tak terlihat.

Adiknya, Hamam Al-Samouni (16) pun meneriakkan nama bangnya.

Hamampun ikut diciduk tentara Israel.

Faraj Al-Samoun, sang saudara tertua, seorang petani dan juga ayah dari enam orang anak, protes dan menanyakan kedua adiknya akan dibawa ke mana.

Tidak mendapat jawaban, Faraj pun ikut diringkus.

Anggota keluarga Al-Samoun yang lain tertegun dan berjalan melewati pos tentara Israel iytu.

Saat berjalan, Zahwa melihat beberapa laki-laki ditelanjangi, termasuk putranya.

"Ketika kami melewati pos pemeriksaan, saya melihat dua pria ditelanjangi hingga hanya mengenakan pakaian dalam di parit dengan nomor tertera di bahu mereka,” kata Zahwa.

“Ada laki-laki lain, dan saya bisa melihat anak saya, Faraj,” sambungnya.

Zahwa mengatakan, ketika dia melakukan perjalanan di koridor aman Salah Al-Din di kesempatan berbeda, tentara Israel memberi tahu mereka siapa pun yang berhenti bergerak atau menoleh ke belakang akan ditembak.

Saat melintasi pos pemeriksaan, dia diejek Tentara Israel.

“Mereka memaki kami dalam bahasa Arab, menggunakan kata-kata yang paling kotor, dan mengutuk nabi kami Muhammad dan Tuhan."

"Mereka menyebut kami pendukung Hamas, dan berjanji akan menghabisi kami jika kami bergerak ke selatan,” kata Zahwa menceritakan pengalaman pilunya.

Tak kuasa menahan tangis, air mata mentes ke pipinya saat bercerita.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved