Ayah Banting Anak di Muara Baru

Awan Dibenci Ayah Tapi Dicintai Warga, 3 Hari Sebelum Tewas Masih Sempat Bantu-bantu di Kondangan

Awan bocah berusia 10 tahun yang tewas dibanting ayah kandungnya, ternyata sangat dicintai oleh warga dan petugas PPSU.

Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com
Foto Awan mengenakan rompi petugas PPSU dan bergaya di atas gerobak motor Kelurahan Penjaringan. 

Veny pun sering mendapati Awan berjalan kaki sendirian di ketika dirinya sedang menyapu jalan.

Awan lalu akan membantu membawakan karung maupun sampah yang baru saja dibersihkan Veny dari zona kerjanya.

"Dia kalau manggil kita mami, mami, gitu. Terakhir ketemu itu dia sudah nungguin saya di atas motor, mau ikut (bersih-bersih jalan)," ungkap Veny.

Petugas PPSU Kelurahan Penjaringan lainnya, Konedy bercerita, semasa hidupnya Awan rutin membantu petugas PPSU membersihkan lingkungan.

Senyuman K alias Awan (10), anak yang tewas dibanting ayahnya di Muara Baru, saat bercengkerama bersama petugas PPSU Penjaringan
Senyuman K alias Awan (10), anak yang tewas dibanting ayahnya di Muara Baru, saat bercengkerama bersama petugas PPSU Penjaringan (Istimewa)

Biasanya awan senang mengambil karung dan membukanya untuk tempat para petugas PPSU akan memasukkan sampah.

Awan juga sering ditemui dalam kegiatan-kegiatan rutin pembersihan saluran-saluran permukiman.

Bocah itu dikenal tak pernah mengeluh dan sungguh ringan tangan.

"Dia pasti ada di tempat kita kerja, kadang dia nyari-nyari kita di zona-zona kita kerja. Dia sudah paham titik-titik kita kerja di mana dia tahu, nyariin di situ," ucap Konedy.

Bahkan tiga hari sebelum dibanting Usman hingga meninggal, Awan masih sempat membantu warga di acara pernikahan.

"Terakhir ketemu di acara kondangan di hari Sabtu, dia lagi bantu-bantu warga," ucap Konedy.


Selalu Ingat Keluarga

Dikatakan istri Ketua RT setempat bernama Haria, Awan merupakan anak yang baik dan peduli keluarga.

Pernah suatu hari Awan diberi makanan oleh tetangga. Makanan itu lalu dibawa pulang karena ingin dimakan bersama ibu dan adiknya.

“Misalnya dia dikasih uang atau makan sama orang, dia selalu bawa pulang, kasih ke ibunya dan adiknya yang paling kecil,"

"Dia selalu prioritaskan buat ibunya dari uang imbalan yang dia dapatkan,” cerita Haria.

Terpisah Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan Usman kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved